Kamis, 10 Februari 2011

Mata (One Shoot)


Mata adalah salah satu bagian panca indera yang sangat penting… Dengan mata kita dapat melihat indahnya dunia… Dengan mata kita dapat mengetahui segala rasa diluar maupun dalam seseorang… Ada pepatah yang mengatakan kalau mata tak bisa berbohong… dan ada pula yang mengatakan cinta bisa datang dari mata turun kehati…

Tapi bagaimana jika mata itu tidak bisa menyerap cahaya… Bagaimana jika mata itu hanya ada kegelapan didalamnya???

>>>>>>>>>>>>>>

Sudah 5 tahun, semenjak kecelakaan itu… kecelakaan yang merengut kedua bola penerang bagiku… merenggut kebebasanku untuk melihat cahaya… merenggut kebebasanku untuk menjadi normal kembali…

Dan selain itu kecelakaan itu merenggut kecantikan kakakku… Menyebabkan luka bekas dipipinya sehingga pipinya yang mulus menjadi bernoda dan yang paling penting kecelakaan itu merenggut kedua orang tuaku…

Seandainya aku tidak bersih keras waktu itu… Dan aku tidak ceroboh… arrrgghh… Kami mungkin tidak akan menjadi seperti ini… Perpisahan itu tak akan pernah terjadi…

___FlashBack____

“Mama… hari ini kita jadi kan ma ke Jungle…”

“Duh,, Ik maaf yah… gak jadi soalnya mobilnya lagi di service…”

“Ayolah ma… Mama sama Papa kan sudah janji sama Oik… Kalau Bakal Nemenin Oik ke sana… Ya kan kak Via…?”

“Iya sih… tapi Ik kamu ngerti dikit yah,, kan Mama udah jelasin…”

“Pokoknya Oik mau sekarang…”

“Yaudah mama coba Tanya sama papa yah…”

Mamapun Akhirnya menelepon… Tak lama kemudian Papa datang membawa sebuah mobil… Itu mobil kami yang kata mama di service.. Sepertinya telah selesai… Akhirnya Aku, Mama, Sivia dan Papa segera bersiap-siap untuk pergi ke wahana yang dijanjikan oleh Papa dan Mama berhubung ini weekend…

Mobilpun melaju… Ditengah perjalanan…

Mobil kami berhenti di sebuah swalayan… Mama dan Papa turun untuk membeli cemilan sebentar…

Kak Via sementara membaca Novel sedangkan aku bermain dengan bonekaku…

Cukup lama kami menunggu… Aku akhirnya bosan… Aku dan kak Via duduk dibelakang… Akupun ingin duduk disamping kemudi… Dari belakang aku pindah ke depan… Dan tanpa diduga-duga ternyata Papa lupa mematikan mobilnya… dan kakiku tergait pada porsneleng dengan sendirinya mobil itu berjalan…

Aku Panik… kak Via ikut panik… Kami berteriak minta tolong karena mobil itu terus berjalan… Kulihat kedua orang tuaku baru keluar dari swalayan kaget…

Mobil itu terus berjalan dan sampai akhirnya aku melihat pohon didepan…

Aku dan Kak Via berteriak dan Gelap…

___FlashBack End___

Itulah terakhir kalinya aku melihat dunia… terakhir kali melihat Kedua orang dan Kak Via… Mataku terkena pecahan beling kaca mobil dan mengakibatkan aku buta…

Ternyata disaat aku dan Kak Via kecelakaan Papa dan Mama yang menghampiri kita malah bernasib lebih naas… Mereka ditabrak oleh truk yang menyebabkan mereka pergi untuk selama-lamanya…

Kak Via? Dia masih ada tapi dia benci kepadaku karena salahku… Dia juga katanya kehilangan wajah cantiknya… Yah.. Kak Via memang cantik…

Sebelum aku tak dapat melihat… Aku sungguh dapat menikmati kecantikan Kak Via… Tapi kini dia benci kepadaku…

Dia benci semua tentangku… Itulah sebabnya kami kini terpisah… Aku ikut keluarga Mama sedangkan kak Via ikut keluarga Papa… yang artinya kak Via tetap dirumah sedangkan aku harus angkat kaki dari situ dan kini aku tinggal diVilla kawasan puncak bersama tanteku… hanya disini aku dapat menenangkan diriku… meski sebenarnya aku tak tenang…

>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Seorang gadis menuntun seorang Lelaki keluar dari sebuah rumah sakit… Lelaki itu menggunakan tongkat dan kacamata hitam…

Tak lama kemudian mereka duduk disebuah bangku diluar rumah sakit…

“Apa kata dokter tadi?”Tanya sang gadis

“Berita gembira” Kata sang Lelaki sambil tersenyum

“Apa?”

“Katanya aku segera bisa melihat ada perkembangan di mataku dan menyebabkan ada kemungkinan aku untuk bisa melihat lagi…”

‘deg’ jantung sang gadis…

Mereka terdiam sang Gadispun memegang pipinya… terdapat beberapa bekas luka jahitan dipipinya yang sebenarnya cantik kini menyeramkan…

Perasaan takut menghampiri dirinya kalau sang cowok bisa melihat dia akan melihatnya dengan keadaan seperti ini…

“Sivia? Kok diam? Kamu gak senang yah kalau aku bisa melihat…”

“Oh..gak…aku senang kok…Vin”

“Aku gak sabar pengen liat kamu…”

Hati Sivia semakin takut kalah Alvin Kekasihnya berkata seperti itu… Sivia dan Alvin sudah berpacaran selama 3 tahun… Tetapi mereka bersahabat semenjak 7 tahun lalu… dan Alvin tak dapat melihat baru semenjak 6 tahun lalu setahun sebelum Sivia mengalami kecelakaan itu…

Dan Sivia tak pernah menceritakan kepada Alvin

Tiba-tiba dia teringat Oik…

‘gimana keadaan Oik sekarang? Apa dia juga sudah bisa melihat’

‘Ahh… ngapain aku mikirin orang yang sudah buat aku seperti ini?’

“Vin… Kita pulang yah…”

Sivia menuntun Alvin menuju sebuah mobil…

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

“Kring…kring…kring…” Sebuah telepon rumah berdering…

Tak lama kemudian seorang lelaki tampan datang lalu mengangkatnya…

“Halo…”

Tak ada jawaban dari sana

“Halo siapa disana?”

Tak ada jawaban… sepertinya ada orang tetapi orang itu tidak mengeluarkan suara atau mungkin ada sesuatu yang menahan orang itu untuk tidak bersuara

“Heii… kalau gak ngejawab lagi aku tutup yah…”

Tak ada jawaban lagi yang ada hanya desahan… entah desahan apa itu…

Telepon ditutup…

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

“Oik…boleh tante bicara sama kamu?”Tanya seorang wanita paruh baya kepada seorang Gadis yang sedang duduk disebuah teras…

“Boleh tante… Silahkan…”

“Gini Ik… Minggu depan mungkin kita akan pindah ke Jakarta… Soalnya tante harus ngambil tindakan… Kalau kita disini terus kapan matamu sembuh… dan lagi tante sudah berkonsultasi dengan dokter spesialis mata kata dokternya mata kamu bisa sembuh asal melakukan beberapa pemeriksaan”

“Tapi tante Oik sudah betah disini… Oik takut ke Jakarta…”

“Takut kenapa? Sivia? Tenang aja Ik… tante selalu ada buat kamu… tante kasihan lihat kamu seperti ini…” Kata wanita itu lalu memeluk Oik…

Mata yang tak dapat merasakan cahaya itu mulai panas lalu meneteskan airmata… mengingat kembali kisah itu… penyesalan sajalah yang ada… tapi tiada guna…

“Baik tante…”

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Udara panas menyengat kulit… Aku bisa merasakannya aku juga bisa mendengar hingar bingar Jalanan Ibukota yang macet…

Yah… Ini Jakarta… Kota yang sudah aku tinggalkan selama 5 tahun semenjak peristiwa yang mengubah semuanya… Mangubah hidupku seutuhnya…

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

“Sivia… boleh temani aku bertemu dengan teman lamaku… dia baru datang dari Melbourne..”

“Maaf Vin… aku gak bisa soalnya ada acara keluarga…”Alibi Sivia…

“Oh… tak apa nanti ku suruh sopirku yang menghantarkanku…”Kata Alvin

“Kamu gak marah kan Vin?”

“Gak kok… buat apa aku marah…? Yang penting besok kita bertemu lagi dan beberapa hari kemudian aku bisa melihat wajah cantikmu…”

Sivia gemetaran mendengar perkataan Alvin… yap beberapa hari lagi Alvin akan dioperasi… itu merupakan sebuah bencana bagi Sivia… coba saja dia jujur dari awal pasti tak akan begini jadinya… Sivia tersenyum pahit didalam hatinya…

“I..iya…”

“Udah ya Via… aku mau siap-siap ke tempat temanku…Dada…”Kata Alvin sambil menutup telepon

>>>>>>>>>>>>>>>>

Disebuah café tampak seorang lelaki tampan memakai kaos berwarna ungu serta Skinny Jeans hitam duduk sambil menikmati secangkir cappuccino hangat… sesekali melihat arlojinya…

Dari luar tampak seorang cowok yang tak kalah tampan dengan kacamata hitam dan tongkat dituntun oleh seorang lelaki menuju ke meja cowok tampan tadi berdiri…

“Hei Cakka…”Kata cowok yang menggunakan tongkat itu duduk…

“Hei Alvin… Wew… bro sudah berapa lama yah kita gak ketemu?...kangen haha”

“Bisa aja kamu Cak… udah hampir 7 tahunan lah Cak… terakhir waktu aku kecelakaan… gimana di Melbourne?”

Cakka menepuk pundak Alvin menguatkan..

“ yah gitu deh… Aku baik-baik aja kok disana… tapi gak enak juga… Long Distance…hahaha… Oh ya Pacar kamu mana? Kok gak ikut?”

Ada kok… tadi sudah ku ajak… tapi dia katanya lagi ada acara keluarga…”

“Oh… kapan-kapan kenalin sama aku yah…”

“Sipp… trus pacar kamu?”

“Itulah Vin… aku kan LDR sama dia… dia disini aku di Melbourne … Beberapa minggu lalu sebelum aku datang kemari Aku masih kontak-kontakan sama dia… tapi pas aku datang disini… aku jadi gak bisa kontak dia… Nomornya gak aktif… aku samperin ke rumahnya katanya dia lagi liburan keluar kota… lewat twitter sama facebook juga dia sudah gak pernah OL… status terakhirnya 5 hari lalu… sebenarnya aku juga salah sih... Datang kemari gak ngabarin dia...sebenarnya mau ngasih surprise malah jadi gini...Jadi aku mau mencari dia Vin…” Cakka menjelaskan

“Wow… Ganbatte bro… semoga bisa bertemu dengan Pacar kamu deh… Oh ya.. lusa aku akan di operasi… jadi kemungkinan lusa aku sudah bisa melihatmu… pengen liat Cakka yang dulu tengil jadi apa sekarang,…hahaha”

“Wah asem kamu Vin…hahaha... Sipp... Aku doain semoga operasinya lancar dan kamu bisa melihat lagi...”

“thanks Bro...”

Merekapun melanjutkan percakapan mereka dengan santai...

>>>>>>>>>>>>>>>>>

Sebuah rumah bertingkat dua yang indah dan lumayan besar... terdapat taman bunga dihalaman rumahnya... Serta beberapa pohon rindang...

Oik dan tantenya masuk kedalam rumah itu... Tante Oik menuntunnya ke sebuah sofa diruang tamu...

“Oik... Tante tinggal dulu sebentar... Soalnya tante mau beres-beres... Setelah beres-beres baru kita ke rumah sakit...”

“Baik tante....”

Tantenya pun beranjak dari situ memberes-bereskan barang-barang mereka...

Badan Oik terasa pegal setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh...

Ia mencoba meluruskan badannya diatas sofa... Lalu sesaat kemudian tertidur.....

“Oik... Bangun.... Saatnya kita pergi kerumah sakit...” Kata Tante membangunkan Oik...

Dengan malas Oik membuka matanya... Walau percuma tetap saja menutup dan membuka matanya sama saja yang dia rasakan... Hampa... Yang ada hanyalah ruangan kosong berwarna hitam... Gelap dan tak tampak Cahaya sedikitpun....

Oik berdiri dan meraba-raba tongkatnya... Tantenyapun memberikan tongkatnya...

Oik hendak menuju kamar bersama tantenya untuk ganti baju...

Setelah selesai Ganti baju mereka segera menuju sebuah mobil innova yang sudah terparkir didepan rumah...

Disitu sudah ada seorang supir... Merekapun segera masuk ke dalam dan melaju ke sebuah rumah sakit...

Tantenya menuntun Oik kesebuah ruangan... Ruangan dokter spesialis Mata... Mereka masuk kedalam ruangan tersebut...

Seorang dokter menyapa mereka setelah itu tante Oik mulai menceritakan kasus yang dialami Oik...

“Sepertinya Mata Oik terkena pecahan beling... Dan menyebabkan luka pada kornea mata Oik... Kemungkinan lukanya sudah mengering... Dan bisa dilakukan Operasi tapi untuk memastikannya kami harus melakukan serangkaian tes pada mata Oik...”

Oikpun dituntun tantenya mengikuti serangkaian tes yang di berikan dokter...

Setelah itu mereka harus kembali besok untuk melihat hasil tes tersebut....

Oik dan Tantenya kembali pulang kerumah...

>>>>>>>>>>>>>>>>

Sivia duduk disebuah pendopo rumahnya... Dibawah pendopo tersebut ada kolam kecil tempat ikan-ikan kecil.... Sivia mencelupkan kakinya disitu sambil melihat pantulan wajahnya diatas kolam tersebut...

Sesekali dia memegang luka bekas jahitan diwajahnya... Kadang dia merasa membenci Oik karena telah menyebabkan wajahnya menjadi seperti itu... Tapi tak dapat dipungkiri juga bahwa dia juga sangat merindukan Oik....

Merindukan saat-saat dimana dia dan Oik dulu bermain boneka... Merindukan saat-saat dia dan Oik dulu tertawa dan bercanda bersama disitu sambil memberi makan ikan-ikan peliharaan mereka...

Sivia dan Oik adalah kakak beradik yang beda usianya hanya setahun... Jadi jelas keakraban mereka dahulu bukan cuma sebatas adik kakak tetapi juga seperti sahabat....

Seseorang memegang pundak Sivia dari belakang...

“Tante....” Sivia segera menghapus airmatanya....

“Kamu kenapa Via? Ingat Oik lagi? Sudahlah jangan kau ingat lagi orang yang sudah membuat ayah dan ibumu meninggal dan juga sudah membuat wajahmu seperti ini....”

Sivia terdiam sejenak....

“Jadi Gini Via... Tante sudah menghubungi teman-teman tante yang berada diluar negeri kalau dan sudah mencari tahu tentang dokter-dokter ahli kulit yang bisa mengembalikan kulit bekas luka menjadi tak berbekas lagi... Tante ingin kamu berobat kesana... Sebenarnya di LA tapi di Singapore juga ada jadi tante menyarankan untuk kamu pergi ke Singapore... Supaya dekat... Gimana?”

Sivia tak menjawab pertanyaan tantenya...

“Ayolah Via... Kamu tak mau kan wajah kamu seperti ini terus... Gimana kalau A....”

Belum sempat tantenya melanjutkan kata-katanya... Dipotong oleh Sivia...

“Sudahlah tante jangan paksa Via... Via yang berhak memutuskan semua itu...” Ujar Sivia dengan Nada tinggi...

“Oke... Oke... Teserah kamu... Tante tidak akan memaksa... Yang jelas tawaran itu ada kapan saja....” Kata tantenya Lalu beranjak pergi dari situ....

>>>>>>>>>>>>>>>>>

Cakka berdiri diteras kamarnya yang berada dilantai dua rumahnya sambil melihat indahnya malam yang dihiasi seribu bintang dilangit sambil memegang foto seorang gadis cantik dengan mata yang indah...

Pandangannya menerawang kelangit yang bagai dihiasi selimut hitam bertaburan diamond-diamond...

‘Dimana kamu Cha....?’ Batin Cakka

Tiba-tiba telepon rumahnya berdering....

Cakka mengangkat telepon rumahnya...

“Halo....”

Tak ada jawaban dari seberang....

“Halo....”

Sekali lagi tak ada jawaban....

“Halo... Kamu yang selalu telepon aku? Kalau gak ada kerjaan gak usah iseng-iseng telepon kemari trus gak bicara... Ganggu tahu...” Kata Cakka lalu menutup kembali telepon itu...

Sudah beberapa hari semenjak kedatangannya ke Indonesia... Cakka selalu di teror oleh penelepon yang misterius... Setiap kali teleponnya diangkat Cakka tak ada suara yang menjawab...

Yang ada cuma suara desahan... Atau suara benda-benda aneh... Maka dari itu Cakka merasa sangat terganggu dengan penelepon itu... Tapi juga dia penasaran siapa yang menelepon itu....

>>>>>>>>>>>>>>>>

Hari ini Alvin akan dioperasi matanya... Cakka menunggu didepan ruang operasi bersama kedua orang tua Alvin...

Cakka mencari-cari keberadaan Sivia yang Alvin ceritakan kepada Cakka...

Tapi dia tak menemukan sosok Sivia...

Akhirnya Cakka bertanya kepada kedua orang tua Alvin...

Om, Tante... Cewek yang bernama Sivia yang katanya pacarnya Alvin kok gak datang?”

Kedua orang tua Alvin saling pandang terbersit tatapan aneh dimata kedua orang tua Alvin...

“Dia takut mungkin...” Ucap Papa Alvin kemudian...

“Takut kenapa Om? Takut Alvin memang gak bisa ngelihat? Seharusnya dia sebagai pacarnya harus support Alvin dong disaat-saat seperti ini...”

Kedua orang tua Alvin mengajak Cakka duduk lalu merekapun menceritakan tentang keadaan Sivia...

“......... Jadi Begitu Cakka... Kami sudah pernah mencoba menceritakan kepada Alvin tentang keadaan Sivia tapi Alvin tak pernah mau mendengarkan cerita Kami... Jadi kami biarkan... Toh suatu saat pasti Alvin akan tahu yang sebenarnya...”

Cakka mengerti setelah mendengar penjelasan dari kedua orang tua Alvin...

Disatu sisi dia kasihan terhadap Sivia yang Alvin ceritakan sepertinya dia gadis yang baik tapi disisi lain dia juga marah terhadap Sivia karena telah menipu mentah-mentah sahabatnya itu....

>>>>>>>>>>>>>>>>

Oik dan tantenya kembali kerumah sakit untuk mengetahui hasil pemeriksaan mata Oik...

Mereka melewati ruang operasi dimana Alvin akan dioperasi disana ada Cakka...

Cakka melihat sekilas Oik... Lalu kembali dengan kesibukannya lagi...

Tante dan Oik segera menuju ruang dokter spesialis mata... Dan menanyakan Hasil Pemeriksaan mata Oik...

“Dari hasil tes mata yang kami lakukan mata Oik bisa dioperasi dan kemungkinan untuk bisa melihat ada...”

Mendengar hal itu Tante Oik sangat senang sedangkan Oik... Sebenarnya didalam lubuk hatinya yang paling dalam ada kegembiraan tapi semuanya tertutup dengan rasa bersalahnya kepada Sivia kakaknya sendiri...

Bagaimana mungkin Oik senang-senang diatas penderitaan Sivia....

“Tapi ada masalah sedikit... Kami kekurangan donor mata... hmmm... Kami akan coba berusaha untuk mencari mata yang tepat buat Oik... Kalau sudah kami pasti mengabarkan...” Kata Dokter itu...

Setelah berbincang-bincang cukup lama dengan dokter itu Akhirnya Oik dan tantenya pulang...

>>>>>>>>>>>>>>

‘Tok... Tok... Tok...’ Suara pintu kamar Sivia diketuk...

Sivia sedang tidur didalam... Tak tidur sebenarnya cuma berusaha tidur sambil membungkus dirinya dengan selimut tebal... Perasaannya kacau... Sebentar lagi.... Alvin akan mengetahui semuanya....

“Sivia... Buka pintu ini tante nak...” Suara dari luar...

Akhirnya Siviapun menyahut...

“Gak dikunci tante masuk aja”

Tante membuka Pintu kamar Sivia lalu masuk kedalam mendekati Sivia diranjangnya...

“Sivia kenapa?” Tantenya khawatir saat melihat Sivia menangis...

Siviapun memindahkan posisinya menjadi duduk diatas ranjangnya... Lalu memeluk tantenya...

Alvin tante...”

“Kenapa dengan Alvin

“Matanya akan dioperasi sekarang”

“lha? Kok kamu nangis? Seharusnya kamu senang Alvin bisa melihat”

Sivia menggeleng kepalanya...

“Itu artinya Alvin akan melihat wajah buruk Sivia...” kata Sivia melepaskan pelukan tantenya...

“Dengar tante ya Via... Kalau Alvin benar-benar tulus sayang sama kamu dia pasti menerima kamu apa adanya...” Kata tante Sivia menenangkannya...

“Tapi tante....”

“Kamu harus yakin dong... Gak boleh pesimis...”

Sivia akhirnya mengangguk...

>>>>>>>>>>>>>>>>>

Mata Alvin telah selesai dioperasi... Tapi perban di matanya baru bisa dibuka besok hari...

Alvin telah siuman... Cakka segera masuk kedalam...

Wey brooo... Yang bentar lagi udah bisa ngelihat...”

“Hahaha... Cakka belum tentu juga kalau operasi ini berhasil...”

“harus optimis dong bro...”

“Sivia mana?....” tanya Alvin

Cakka menghela nafas...

“Bro... Ada yang mau aku omongin tentang Sivia... Sebenarnya Sivia....”

Omongan Cakka terpotong saat ponselnya berdering... Di screen muncul 'Private number'

Cakka mengangkat ponselnya...

“Halo...”

Tak ada jawaban...

“Halo ini siapa? ....”

Tak ada jawaban lagi...

“kamu yang telepon ditelepon rumah aku juga yah? Kok bisa tahu nomor hpku... Mas/mbak atau siapa aja yang nelpon plis yah jangan iseng ganggu kehidupan saya dengan telepon misterius anda... Terima kasih...”

Cakka menutup ponselnya...

“Dari siapa Cakka?”

“Tahu... Orang iseng sudah semenjak aku disini... Selalu dapat telepon misterius itu... Tiap kali kuangkat tak ada suara... waktu itu cuma ditelepon rumah sekarang dihp juga... ''

'' Secreet Admirer kamu kali Cakka...”

Secreet Admirer? Haha... Bisa aja kamu Vin...”

“Oh ya Cakka pacar kamu udah ketemu?”

“Belum Vin... Hampir putus asa ini nyarinya...”

“Jangan Gitu dong bro... Aku yakin kamu pasti bisa Ganbatte...!”

Thanks Bro...”

>>>>>>>>>>>>>>>>

Telepon rumah Oik berdering... Oik yang sedang duduk tak jauh dari situ meraba-raba mencari letak gagang telepon rumah...

Setelah mendapatkannya dia mengangkatnya...

'' Halo... ''

'' Halo bisa bicara dengan Ibu Lena? ''

'' Kalau boleh tahu ini dari mana yah? ''

'' Ini dari pihak rumah sakit... Bu Lena ada? ''

'' Sebentar yah saya panggilkan... ''

'' tante... Ada telepon dari rumah sakit... '' Teriak Oik sambil menutup gagang telepon bagian bawah dengan tangannya...

Tantenya segera berlari menuju Oik lalu mengambil alih gagang telepon tersebut...

'' Halo... ''

'' Iya betul... ''

'' Apa??? ... ''

'' Baiklah besok kami kesana... ''

Tantenya menutup gagang telepon rumah itu...

'' Apa yang mereka bilang tante? ''

'' Berita gembira... Kamu sudah mendapatkan donor mataaaaa.... '' kata tantenya setengah histeris memeluk Oik sedangkan wajah Oik tak berubah senang sedikitpun....

>>>>>>>>>>>>>>>>>

Hari ini perban mata Alvin akan dibuka... Berarti inilah penentuan dia akan melihat atau tidak sama sekali...

Dokter yang menangani Alvin membuka perban putih dimata Alvin secara perlahan-lahan...

Setelah selesai membuka perban itu... Dokter menyuruh Alvin membuka matanya secara perlahan-lahan...

Alvinpun membuka matanya secara perlahan, perlahan... Kemudian matanya terbuka sempurna...

Dia mengedip-ngedipkan matanya....

'' Apa yang kamu lihat? '' tanya dokter

Alvin masih mengedip-ngedipkan matanya....

'' Gelap.... '' Katanya

Kedua orang tua Alvin dan Cakka terlihat kecewa...

Dokter memastikannya dengan mengibaskan tangannya didepan mata Alvin dan mata Alvin bereaksi...

'' Oh Gelap yah... Hmmm... Kayaknya perlu disuntik dimatanya supaya bereaksi '' Kata Dokter sambil mengambil suntikan...

Alvin tertawa jahil...

'' Hehehe... Jangan dok... Ia aku udah bisa ngelihat... meski masih kabur... Ada Papa, Mama sama Cakka tengil... Wooohh... Tambah ganteng aja kamu bro... ''

'' Cakka gitu... '' Narsis Cakka kumat...

Kedua Orang tua Alvin segera memeluknya...

Cakka tersenyum melihat semua itu...

" Sivia... Sivia mana? '' Tanya Alvin

'' Sivia... Dia tidak datang.... '' Kata Papa Alvin

Alvin segera bangkit dari tempat tidurnya lalu hendak beranjak dari situ tapi dicegat Cakka...

'' Kamu mau kemana Vin? ''

'' Kerumah Sivia... ''

'' Tunggu Vin mata kamu belum sembuh benar tak akan baik bila matamu itu terkena debu... Diluar banyak debu... Mendingan kamu istirahat saja dulu... Aku janji jika matamu sudah sembuh benar akan mengantarkanmu ke tempat Sivia... '' Kata Cakka...

Alvin akhirnya kembali ketempat tidurnya lalu beristirahat... Sedangkan Kedua orang tuanya hanya bisa menatap Alvin was-was...

>>>>>>>>>>>>>>

3 hari telah berlalu semenjak Alvin dioperasi dan matanya benar-benar sudah bisa melihat dengan baik... Alvinpun sudah dipulangkan kerumahnya...

Tetapi Sivia tak kunjung datang, Beberapa kali Alvin meminta diantarkan kerumah Sivia tetapi selalu dicegah dengan Alasan matanya belum sembuh benar... Itu menyebabkan perasaan rindunya terhadap Sivia semakin dalam...

Sementara itu hari ini juga Oik akan melaksanakan Operasi matanya...

Sekarang dia sedang berada diruang operasi dan operasi sedang berjalan...

Ini juga adalah sebuah penentuan untuk Oik apakah dia bisa melihat kembali atau tidak sama sekali...

Dokter dan para suster yang menangani Operasi mata Oik berusaha semaksimal mungkin agar operasi ini berhasil...

Sementara tante Lena yang merawat Oik menanti dengan cemas diluar ruangan...

Dia juga memanjatkan doa-doa kepada yang Maha Kuasa meminta agar operasi berjalan dengan lancar dan Oik dapat melihat dunia ini kembali...

Sekitar 3 jam Operasi akhirnya selesai dan Oik dipindahkan diruangan intensif...

Oik masih belum siuman... Seperti halnya Alvin mata Oik baru bisa dibuka perbannya besok hari...

>>>>>>>>>>>>>

'' Cakka antarkan aku ke rumah Sivia sekarang.... Cepat! '' Perintah Alvin

'' Tapi Vin... ''

'' Udahlah Cakka... Gak usah pake alasan... Mata Aku udah bisa ngelihat dengan Baik kok... Cepatlah... Sepertinya kamu dan Orang tuaku menyembunyikan sesuatu... Sepertinya kalian mencegahku untuk bertemu Sivia... ''

'' Oke baiklah... Aku akan mengantarkanmu ketempat Sivia... ''

Merekapun keluar rumah menuju garasi dan menaiki honda swift silver milik Cakka lalu melaju kesebuah rumah.... Rumahnya tampak indah dan megah...

Cakka dan Alvin turun dari mobil dan segera masuk pekarangan rumah itu....

Tampak seorang gadis yang sedang menyiram tanaman... Yang tampak hanya bagian belakang gadis itu...

Rambut panjang yang hitam dan lurus tergerai indah....

'' Sivia... '' Panggil Alvin...

Sivia shock mendengar suara itu... Dia tak berbalik... Kemudian dia menutupi wajahnya dengan rambut panjangnya tapi tetap saja tak berbalik...

'' Sivia... Aku kangen.... Aku sudah bisa melihat... Kenapa kamu tidak mengunjungiku... '' kata Alvin semakin mendekat kepada Sivia...

Hati Sivia semakin dag...dig...dug tak karuan... Dia takut... Tapi juga pasrah dengan keadaan... Seperti kata tantenya... Jika dia benar-benar sayang kepada Sivia ... Dia harus menerima Sivia apa adanya... Airmatanya mulai mengalir dipipinya...

Alvin kini telah tepat berada dibelakangnya... Sivia mulai gemetaran.... Alvin heran dengan ekspresi Sivia yang tak merespon sedikitpun dengan Alvin...

Dia akhirnya memegang pundak Sivia dan membalikan Sivia ke arahnya....

Betapa kagetnya Alvin melihat keadaan Sivia...

'' Gak... Gak... '' Alvin terlihat shock...

'' Kenapa Vin?... Kamu kecewa dengan keadaan Sivia yang seperti ini?...''

'' Gak... Gak... Kamu bukan Sivia.... Kamu bukan Siviaaaaaaaaa..... '' Alvin histeris lalu berlari kearah mobil Cakka lalu naik kemobil itu...

Sivia sudah berurai Airmata... Cakka yang sebenarnya kaget melihat keadaan Sivia prihatin dengan Sivia...

Tapi mau bagaimana lagi gadis itu telah menipu sahabatnya....

>>>>>>>>>>>>>

Oik membuka matanya perlahan seperti instruksi dokter.... Perlahan dan perlahan matanya terbuka sempurna... Samar-samar dia melihat Cahaya yang sudah lama tak dilihatnya...

Cahaya itu semakin nampak... Lalu timbul mulai ada bayangan-bayangan...

Mulai tampak beberapa manusia ada tante Lena yang dikenalinya.... Ada Suster ... Ada dokter dan ada seorang gadis didekat pintu berdiri tersenyum kearahnya....

Meski belum terlalu jelas tapi Oik kini bisa melihat....

'' Bagaimana Oik?.... '' Tanya Dokter...

'' Saya bisa melihat Dok... '' Kata Oik...

Ia ingin menangis... Akhirnya setelah 5 tahun dia bisa melihat kembali... Tantenya datang segera memeluk Oik...

'' Tante... Oik bisa melihat.... Iya Ik.... Tante ikut senang '' Kata Tantenya yang sudah berurai air mata...

'' Jaga matamu dengan baik... Karena apabila terjadi sesuatu dengan matamu lagi kemungkinan kau akan buta selamanya ''

Oik mengangguk...

Lagi-lagi disaat seperti ini Oik teringat kepada Sivia kakaknya... Oik masih merasa bersalah...

>>>>>>>>>>>>>>>>

1 minggu....Setelah kejadian dirumah Sivia... Alvin jadi pemurung... Dia lebih sering mengurung diri dikamar... Ketika dia tahu wajah Gadis yang selama ini menemaninya... Gadis yang selama ini memberinya rasa kenyamanan dan ketenangan... Dia merasa ditipu... Kenapa Sivia tak pernah bercerita tentang semua kepadanya... Dia kecewa, Marah, kesal, sedih bercampur jadi satu...

Hari ini Cakka berjalan-jalan disebuah taman ditengah kota... Ingin menghirup udara segar ditaman kota yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman itu...

Karena jarang dia menemukan udara seperti itu ditengah hiruk pikuk ibukota...

Dia berjalan-jalan sambil melamun...

Memikirkan pacarnya yang tak kunjung Ia temukan....

Ditengah lamunannya tak sengaja dia bertabrakan dengan seorang gadis.... Gadis itu Jatuh...

'' Eh... Maaf... '' Ujar Cakka sambil mengulurkan tangannya untuk membantu gadis itu berdiri....

'' Terima kasih... '' Kata Gadis yang kini telah berdiri dihadapan Cakka...

Terjadi kontak mata antara gadis itu dengan Cakka... Cakka merasakan mengenal mata itu... Hatinya bagai tersentuh melihat mata itu...

'' Acha ... '' Sebuah nama secara spontan keluar dari mulut Cakka...

'' Acha? Siapa itu?... Aku bukan Acha... '' Kata Gadis itu...

'' Oh iya.. Hmm.. Maaf aku terlalu banyak pikiran... Hehe... Oh ya kenalin aku Cakka... '' Kata Cakka mengulurkan tangannya...

'' Oik ... '' Gadis itu membalas uluran tangan Cakka...

>>>>>>>>>>>>>>>>>

Malam ini Oik tak bisa tidur... Dia gelisah... Wajah Gadis yang Ia lihat dipintu kamar rumah sakit waktu pertama kali dia melihat lagi selalu terbayang....

Oik membuka matanya kembali... Dia berkeringat dingin... Dia melihat cermin tak jauh dari situ...

Dia berdiri menuju cermin itu dan bercermin... Tapi yang dilihatnya bukan bayangan dirinya melainkan bayangan gadis yang dilihatnya tempo hari....

Keringat Oik semakin mengucur .... Dia semakin ketakutan....

Tiba-tiba dia melihat kamarnya berubah membentuk sebuah tempat asing yang tak dikenalinya....

Seperti Gudang yang menyeramkan.... Kemudian Gadis dicermin itu bicara....

'' Tak usah takut... ''

Mendengar itu Oik malah semakin takut....

'' Kenalkan namaku Acha... namamu siapa?''

'' O... O.i..k ... '' Kata Oik dengan bibir bergetar... Dia masih shock dengan apa yang terjadi...

'' Oik... Tak usah takut... Aku gak akan nyakitin kamu... Aku cuma butuh bantuan kamu... ''

'' B..ban..tuan a..pa? ''

'' Ketahuilah bahwa matamu adalah mataku....Lihatlah yang ada disekelilingmu... Aku mohon carilah tempat ini... ''

Oik menatap sekelilingnya... Gudang yang menyeramkan...

'' Aku akan kembali... '' Bayangan itupun menghilang dari cermin Oik dan Kamar Oik kembali lagi....

Oik benar-benar tak tenang...

>>>>>>>>>>>>>>>>>

'' Tante.... Sivia mau ikut tante ke Singapore... Sivia akan melaksanakan Operasi itu.... '' Kata Sivia kepada tantenya yang sedang asyik membaca diruang santai...

Tantenya terlihat senang....

'' Good Girl... Tante akan siapkan semuanya... Tante yakin kamu bisa mendapatkan kecantikanmu kembali.... ''

Sivia mengangguk... Pikirannya sebenarnya masih kacau... Tentang Alvin... Apa Alvin yang membuat dia menyetujui ide tantenya...? Gak! Sivia bertekad kalau ini adalah keputusannya sendiri! Bukan karena Alvin... Ini semua karena Sivia ingin kembali seperti dulu! Bukan karena Alvin... Saatnya melupakan Alvin! Karena Alvin sama saja dengan cowok-cowok lain yang melihat cewek hanya dari fisik!

>>>>>>>>>>>>>>>

Cakka mengetuk pintu kamar Alvin.... Alvin tak menjawab... Tanpa Izin Cakka masuk kedalam...

Terlihat Alvin sedang duduk diranjangnya dengan tatapan hampa dan kosong...

Cakka segera mendekat.... Lalu kini duduk disamping Alvin...

Menepuk bahu sahabatnya itu... Sepertinya Alvin tidak menyadari kedatangan sahabatnya itu...

" Vin.... "

Alvin menoleh sebentar pada Cakka... Lalu kembali dengan tatapan hampa....

" Sekarang aku pengen nanya sama kamu... Untuk apa kamu operasi mata kamu? Untuk bisa melihat kan? Sekarang apa manfaatnya jika kamu dikamar terus seperti ini... Saatnya bangkit... "Kata Cakka

sekali lagi Alvin melihat Cakka...

" Percuma Cakka... Orang yang selama ini membuat aku ingin melihat ternyata pembohong besar... "

" Mm... Memang Sivia membohongimu... Tapi dia tidak mungkin membohongi perasaannya kepadamu... Begitu pula perasaanmu padanya... "

" Sok Tahu kamu Cakka... "

" Aku gak sok tahu... Aku memang tahu... Sekarang pejamkan matamu... Jangan berpikir tentang wajah Sivia... Pikirkan kembali saat kamu bersama dengannya perasaan apa yang muncul... Karena aku yakin kamu mencintainya bukan karena wajahnya... Tapi karena kasih sayang yang tulus yang ada padanya... Lakukanlah... Sebelum kamu menyesal... Oh ya Vin... Aku mau pamitan... Aku mau cari Acha... aku dapat informasi kalau Acha sedang berlibur kekawasan puncak dari temannya... Sip... Pikirkan omonganku barusan... " Kata Cakka menepuk pundak Alvin Lalu keluar dari kamar Alvin...

Dikamar Alvin tampak berpikir dengan semua omongan Cakka... Mencoba melakukan apa yang dia suruh...

Alvin memejamkan mata... Membayangkan semua yang dilakukan Sivia kepadanya saat dia tak dapat melihat... Kasih sayangnya kesabaran dan kehangatannya...

Hilang begitu saja saat dia bisa melihat... Kalau begini dia lebih memilih untuk buta...

Lama membayangkan kehangatannya waktu bersama Sivia Alvinpun tertidur...

>>>>>>>>>>>>>

Semenjak kejadian itu Oik sering didatangi oleh Acha... Banyak kejadian-kejadian aneh semenjak Oik bisa melihat...

Mulai dari dia melihat sebuah pembunuhan yang sadis sampai bayang seorang lelaki tampan yang sepertinya familiar sering dimimpikannya...

Suatu Kali....

Oik sedang duduk dibangku dekat danau... Kembali dia melihat Acha...

Acha datang lalu duduk disampingnya...

" Oik... Kamu telah melihat semuanya... Mau kah kamu membantuku? ... "

" Maksudmu... Aku masih tak mengerti... "

" Semua yang kamu lihat itulah yang terjadi kepadaku... Masih ingatkah kamu tentang sebuah Gudang yang menyeramkan tempo hari kutunjukan kepadamu saat kita pertama kali bertemu? "

Oik mengangguk...

" dan kamu melihat peristiwa pembunuhan? "

Oik mengangguk lagi...

" Baiklah aku akan menceritakannya... Aku sedang berlibur ke kawasan puncak... Ketika baru sehari aku tiba disana... Aku mendapat kabar bahwa pacarku dari Melbourne telah datang... Tetapi ketika aku hendak balik ke Jakarta mobilku dicegat oleh seseorang yang tak ku kenal dia menyeretku kesebuah gudang... Aku disekap selama beberapa hari disana... Tak cuma disekap aku disiksa... Beberapa kali aku mencoba menghubungi pacarku dia mengangkatnya... Rasanya aku ingin menangis dan berteriak... Tapi tak bisa karena mulutku dibekap tanganku diikat... Dengan sisa kekuatanku aku mengambil hpku tanpa sepengetahuan orang itu... sampai suatu kali dia memergokiku menelepon... Dia marah lalu menyeretku dan membunuhku dengan sadis pertama dia menyilet-nyilet tanganku, tubuhku sampai kakiku lalu membawaku kesungai tak jauh dari situ dan Mencelupkan kepalaku kesana... Celup tarik celup tarik sampai aku meninggal... Dan mungkin setelah itu dia menjual organ tubuhku... Dan mataku ada padamu... "

Oik shock mendengar cerita dari Acha...

" Aku mohon bantu aku menemukan gudang itu dan orang yang membunuhku... Kalau belum aku belum bisa pergi dengan tenang... "

" Kau masih ingat dengan seorang lelaki yang setiap malam ada dalam mimpimu?"

" Mana mungkin aku melupakannya... Dia tiap malam hadir dimimpiku... "

" itulah yang terjadi padaku dulu... Aku selalu memimpikannya..."

" Apakah dia yang membunuhmu? "

" Bukan... Bukan dia... Dia pacarku... Aku mohon carilah dia... Beritahu kepadanya tentang semua yang terjadi padaku... "

" Baiklah... Tapi mulai dari mana aku mencarinya? Dan bagaimana bila dia tidak percaya denganku.... "

" Kau sudah bertemu dengannya... carilah takkan sulit menemuinya... Dia pasti percaya dengan menatap matamu... "

" Oik.... " Tiba-tiba sebuah suara memanggil...

Oik menoleh kearah sumber suara tersebut itu tantenya...

" Oik sedang apa kamu disini? " Tanya tantenya...

" Aku gak ngapa-ngapain kok tante... Cuma menghirup udara segar didanau ini... "

" Tante khawatir sama kamu ... "

" Oik gak apa-apa kok tante... "

>>>>>>>>>>>>>>>>

Alvin terbangun dari tidurnya... Serasa bermimpi panjang sekali... Mimpinya dengan Sivia... Mimpinya saat mereka bersama...

Mimpinya semua tentang Sivia... Ketika bangun dengan Spontan ia menyebut nama...

" Siviaaaa jangan pergi.... " Teriak Alvin ketika terbangun dari tidurnya...

Mimpi yang awalnya indah diakhiri dengan mimpi buruk saat Sivia pergi...

Benar Kata Cakka... Alvin mencintai Sivia bukan karena wajahnya... Tapi karena kasih sayang yang Ia berikan tulus...

Alvin segera bangkit dari tempat tidurnya.. Segera mengambil jaket dan mengambil Honda Jazz Biru yang terparkir digarasi lalu menuju kerumah Sivia...

Alvin harus Minta maaf sebelum terlambat... Dia tak mau kehilangan Sivia karena dia mencintai Sivia apa adanya...

Setelah tiba dirumah Sivia... Alvin segera turun dan mengetuk pintu rumah Sivia...

Seorang Lelaki tua keluar... Itu adalah pak Maman Tukang kebun dirumah Sivia...

" Pak... Sivianya ada? "

" Maaf den... Non Sivia sudah berangkat... "

Alvin kaget...

" Kemana Pak? "

" Singapore... "

" Kapan pak? "

" Sejam yang lalu mereka ke bandara... "

Alvin segera berlari menuju mobilnya... Dia harus segera ke bandara menyusul Sivia...

Dipacunya honda jazz entah berapa kilometer per jam... Yang pasti sudah sangat cepat...

Tiba dibandara Alvin segera menuju tempat keberangkatan... Tak dilihatnya Sivia disana... Dia segera pergi keruang Informasi...

" Maaf mbak... Mau nanya... Pesawat ke Singapore sudah berangkat? "

" Ya... 5 menit yang lalu.... "

Dengan tubuh lemas Alvin kembali ke mobilnya... Sivia telah berangkat...

>>>>>>>>>>>>>>>>

Entah mengapa hati Oik membawanya ke taman kota... Dia berjalan-jalan disitu lalu mengingat sesuatu... Teringat wajah seseorang yang menabraknya beberapa hari lalu...

' Ya ampuuun... Cowok itu... Cakka... Dia... Dia pacar Acha yang harus segera ku temukan... Apa dia ada disini? ' Gumam Oik dalam hati...

Oik berjalan-jalan kemudian melihat sosok lelaki tampan duduk dikursi taman memegang sebuah foto beserta ransel disampingnya... Oik segera menghampirinya...

'' Hei... Boleh aku duduk disampingmu? '' Tanya Oik yang sudah berdiri didepan lelaki itu...

'' Oh tentu saja ... ''

Oik duduk disamping lelaki itu dan hening sejenak...

'' Kau sering ketaman ini? ''

'' Tidak juga... Tapi entah mengapa sesuatu membawaku ketaman ini... ''

Oik melihat foto yang dipegang Lelaki itu...

'' Itu Acha? Dia pacarmu kan? ''

'' Ya... Dari mana kau tahu? ''

'' Aku ingin menceritakan sesuatu kepadamu dan kuharap kau mempercai ini... Yah... Memang ini konyol... Dan tak masuk diakal ... '' Kata Oik

Cakka menatap Oik dan Oik menatap Cakka... Terjadi tatap menatap... Dan Oikpun mulai menceritakan kejadian yang Acha ceritakan kepadanya... Mulai dari Acha sering mendatanginya... Gudang menyeramkan Sampai dia melihat adegan pembunuhan, dan Acha menyuruhnya menceritakan itu semua kepada Cakka serta memberitahu Cakka tentang matanya adalah mata Acha...

Awalnya Cakka serasa tak percaya... Tapi setelah dia menelusuri mata Oik... Dia mengenal mata itu... Mata milik Acha dan dia tahu gadis didepannya ini sedang tidak berbohong...

Dia ingin menangis kala mendengar cerita Oik... Tapi sebagai laki-laki dia harus tegar...

'' Kumohon kau percaya kepadaku... Aku sedang tidak bergurau... ''

'' Ya Aku percaya kepadamu... Sekarang ayo kita cari bersama tempat itu... '' Kata Cakka menarik Oik menuju Honda Swift Silvernya...

Mereka masuk kedalam mobil tersebut...

'' Tunggu Cakka... Aku harus minta izin kepada tanteku dulu... '' Kata Oik...

Cakka dan Oikpun melaju kerumahnya mengambil beberapa kebutuhan Oik... Karena ini akan menjadi perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan pastinya...

Lalu pamitan kepada tantenya... Awalnya tantenya tak mengizinkan Oik... Tapi setelah Cakka berjanji akan menjaga Oik akhirnya tantenya mengizinkannya...

Sekitar pukul 2 siang mereka berangkat...

'' Dari mana kita akan memulai? ''

'' Kata Acha dia liburan di Puncak dan saat dikembali dia dicegat oleh seseorang dan mengeluarkan paksa dari mobilnya membawa kesebuah gudang.... '' Kata Oik

'' Aku tidak kenal kawasan puncak... '' Kata Cakka

'' Aku tahu... Kalau menutup mata... Soalnya aku pernah tinggal dipuncak sewaktu aku buta... Jadi mungkin bisa membantu '' Kata Oik

Merekapun melanjutkan perjalanan mereka menuju puncak... Kira-kira menjelang malam mereka baru tiba dipuncak... Mereka harus menginap dulu besok mereka melakukan pencarian besok pagi...

Mereka menginap di Villa tempat Oik tinggal dulu bersama tantenya...

>>>>>>>>>>>>>>

Cakka duduk diteras sendirian lebih tepatnya melamun memikirkan semua yang terjadi... Dia sebenarnya masih tak percaya bahwa Acha telah tiada.... Kepalanya seakan Pusing...

Oik melihatnya menghampiri Cakka lalu duduk disampingnya... Namun tak mengeluarkan suara... Cakka memegangi kepalanya... Setelah sadar akan keberadaan Oik disampingnya entah ada dorongan dari mana dia segera memeluk Oik...

Oik membiarkan Cakka memeluk dirinya... Berharap Cakka bisa mendapatkan ketenangan bila memeluknya walaupun dia tahu dia bukan Acha... Dia hanyalah Orang yang memiliki sebagian kecil dari tubuh Acha yakni Matanya...

Dengan memeluk Oik... Cakka merasakan sebuah kenyamanan dan kehangatan yang dia belum rasakan sejak dulu... Dalam pejaman matanya ketika memeluk Oik... Gadis ini bukan Acha... Dia berbeda dari Acha... Bahkan ketika dia memeluk Acha... Dia tak pernah merasakan kenyamanan seperti ini...

Lama Cakka memeluk Oik merasakan kenyamanan itu... Kemudian dia melepaskannya...

'' Maaf... '' Kata Cakka

Oik hanya diam...

'' Pasti kau merindukan Acha... Dan mengira aku ini Acha... Ya aku memang memiliki mata Acha... Tapi aku berbeda dengan Acha... '' Kata Oik

'' Bukan begitu... Aku tahu kau memang bukan Acha... Aku tahu kau dan Acha berbeda... Tapi entah mengapa jika aku memelukmu aku merasakan sebuah kenyamanan dan kehangatan... ''

Oik tersenyum lalu berdiri...

'' Mungkin karena kau masih menganggap aku sebagai Acha... ''

Oik masuk kedalam...

'' Hei bukan begitu... Perasaan ini berbeda tidak sama seperti aku ketika memeluk Acha... '' Kata Cakka tapi sepertinya tak didengar Oik karena Oik telah masuk kedalam... Cakka akhirnya ikut masuk kedalam...

>>>>>>>>>>>>

Cakka dan Oik telah bersiap-siap untuk memulai pencarian pagi ini... Setelah memanaskan Honda Swiftnya Cakka dan Oik langsung masuk kedalamnya lalu memulai perjalanan mereka...

'' Apa saja yang kau lihat? '' Tanya Cakka

'' Gudang... Awalnya aku melihat gudang... ''

'' Kau tahu ada gudang di dekat sini? '' Tanya Cakka...

'' Aku tak tahu... Sepertinya ada... Entahlah... Waktu disini aku tak bisa melihat... '' Kata Oik

'' Apalagi yang kau lihat...?? ''

'' Waktu itu sungai... Sungai itu jernih... '' Kata Oik...

'' Seingatmu adakah sungai yang mengalir disini? '' Tanya Cakka

Oik memejamkan matanya seketika teringat...

'' Ada... Sungai itu.... Berhenti disini.... '' Oik menyuruh Cakka berhenti...

'' Didekat sini ada sungai... Tapi untuk kesana kita harus jalan kaki... Parkir dulu mobilmu disini... Trus kita pergi kesana... '' Kata Oik

Cakka mengikuti perintah Oik.. Dia memarkir mobilnya tak jauh dari situ dan kemudian turun...

>>>>>>>>>>>>>>

@ Mount Elizabeth Hospital

'' Are you ready...? ''

'' Yes.. I am... ''

Seorang dokter membuka perlahan yang melilit wajah seorang gadis... Seorang wanita tampak cemas melihat semua itu... Yap Itu Sivia bersama tantenya... Kemarin Sivia telah melakukan operasi untuk wajahnya... Dan hari ini mereka akan melihat hasilnya... Semoga hasilnya memuaskan...

Perlahan namun pasti dokter menggunting bagian-bagian perban itu..

Setelah usaha yang cukup lama membuka perban-perban itu akhirnya perban-perban itu terlepas... Yang tampak kini hanya wajah Cantik nan mulus... Dokter memberikan kaca kepada Sivia untuk melihat hasilnya...

Sivia seakan tak percaya kalau itu wajahnya... Wajahnya kembali seperti sedia kala... Tantenya nampak bahagia melihat Sivia...

Akhirnya setelah 5 tahun wajah Sivia kembali seperti sedia kala...

>>>>>>>>>>>>>>

Cakka dan Oik sudah sekitar 2 jam menempuh perjalanan tapi belum menemukan sungai yang dikatakan Oik...

'' Oik... bener nih sungainya ada didekat sini? Udah 2 jam loh kita jalan... '' Tanya Cakka..

'' Aku yakin Cakka.... '' Kata Oik menutup matanya lalu berjalan...

'' Hei Oik... Jangan jalan sambil menutup mata... Bahaya... '' Kata Cakka...

'' Tuntun aku kalau begitu.... Aku ingat jalan ini kalau aku menutup mata…'' Kata Oik...

Cakkapun memegang tangan Oik lalu menuntunnya... Mereka melewati beberapa kebun... Dan kini melewati jalan bukan jalan raya tapi bisa dilalui kendaraan dipinggirnya ada jurang... Cakka melihat kearah jurang tersebut... Betapa kagetnya ketika Ia melihat sebuah mobil Honda Jazz merah yang dikenalinya didalam jurang tersebut... Memang sudah tidak berbentuk tapi dia kenal sekali dengan mobil tersebut...

'' Oik ... Itu mobil Acha... '' Kata Cakka menunjuk ke jurang...

Oik membuka matanya lalu melihat ke jurang tersebut...

'' Berarti sudah tak lama lagi... Ayo kita jalan lagi... '' Kata Oik...

Cakka kembali menuntun Oik...

Rasa dahaga tiba merekapun beristirahat disebuah warung kecil... Kebetulan dulu Oik dan tantenya sering main ke kempung itu Jadi setidaknya Oik dan tantenya mengenal beberapa Orang disitu...

'' Eh non Oik... Udah bisa melihat? Wah syukurlah... '' Kata Wanita penjaga warung itu...

'' Hehe... Iya udah Bi... ''

'' Siapa ini? Pacarnya non Oik? ''

'' Bukan bi... Teman aja... ''

'' Tapi kalau dilihat-lihat cocok ei... Kenapa gak pacaran aja... ''

Oik dan Cakka tersendak mendengar perkataan wanita itu...

'' Oh ya Bi... Di dekat sini ada gudang gak? '' Tanya Oik...

'' Gudang? Adanya gudang beras.... ''

'' Bukan gudang kayak gitu... Gudang kosong gitu... ''

'' hmmm... Bibi lupa non... ''

Merekapun berbincang-bincang akrab dengan Bibi itu... Tak terasa hari telah sore...

Cakka dan Oik ingin melanjutkan perjalanan mereka tapi situasinya tidak memungkinkan karena hujan... Jadinya Cakka dan Oik menginap dirumah Bibi itu...

Besok baru mereka melanjutkan kembali....

>>>>>>>>>>>>>

Semenjak kepergian Sivia ke Singapore... Alvin tiap hari bolak-balik kerumah Sivia menanyakan kepastian Sivia akan datang tetapi tak ada yang memberitahu Alvin...

Hari ini Sivia pulang dari Singapore... Memang cuma 3 hari di Singapore... Tapi tak ada yang tahu dia pulang hari ini... Tante dan seluruh keluarga bahkan pembantu-pembantu Sivia merahasiakannya...

Selama di Singapore... Sivia selalu menelepon kerumahnya untuk mengetahui kabar rumah... Dan Pak Maman sang tukang kebun menceritakan tentang Alvin yang tiap hari bolak-balik rumah Sivia untuk menanyakan kepulangan Sivia... Tapi Sivia melarang pak Maman untuk memberitahukan tentang kepulangannya...

Sivia telah tiba dikamarnya... Kamar yang memang baru 3 hari ditinggalnya tapi tetap saja dia kangen dengan kamar itu...

Sivia melihat keluar jendela pak Maman sedang berbicara dengan Seorang lelaki...

Dia Alvin... Tentu saja Pak Maman telah Sivia beritahu untuk tidak membongkar tentang kedatangannya pada Alvin...

Ia ingin melihat kesungguhan Alvin... Apakah Alvin benar-benar mencintainya? Dengan wajahnya yang sudah kembali normal atau mencintainya apa adanya?

>>>>>>>>>>>>>>

Oik hendak membangunkan Cakka dikamarnya... Hari ini mereka harus cepat mencarinya... Semakin cepat semakin Baik...

Ia hendak mengetuk pintu kamar Cakka tetapi kamar Cakka tidak dikunci...

Makanya dia nekat masuk kedalam...

Dilihatnya Cakka sedang berdiri hanya menggunakan boxer berwarna ungu...

'' Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa '' teriak Oik...

Cakka segera berbalik badan dan menghampiri Oik...

'' Kenapa Oik? '' Tanya Cakka...

Oik menutup matanya dengan kedua tangannya...

'' Mata kamu kenapa? Sakit yah? '' Tanya Cakka panik...

'' Bukan... Mataku gak sakit... Cuma... Itu... Anu... Kamu porno deh masa cuma pake boxer doang pintu kamar gak dikunci... ''

'' Ohahaha.. Kirain apa toh... nyantai aja kali... '' Kata Cakka...

Oik masih menutup matanya menggunakan kedua tangannya...

'' Hei... Kalau kamu gak segera pake baju... Aku keluar nih... Aku cuma mau bilang kamu cepetan... Nanti keburu siang susah nyarinya... Oke... '' Kata Oik membalikan badannya lalu hendak beranjak dari situ...

Tapi tangannya ditahan oleh Cakka... Tiba-tiba Oik hilang keseimbangan... Hampir jatuh... Tetapi Cakka segera memeluknya... Oik juga menahan pinggang Cakka...

Kini Oik tepat berada didepan Cakka dekat sekali... Aroma tubuhnya tercium jelas...

Cakka juga bisa merasakan hembusan nafas Oik... Lama mereka dalam keadaan seperti itu...

Tiba-tiba...

'' Non Oik , Den Cakka.... Kayaknya Bibi ta...... '' Kata-kata Bibi terhenti saat melihat Cakka dan Oik... Bibi itu lalu tersenyum...

Menyadari kedatangan Bibi... Cakka dan Oik melepaskan pelukan mereka...

'' Maaf Bibi ganggu... Cuma mau bilang kayaknya Bibi tahu gudang kosong yang non maksud... Itu tempatnya Demente... Tahu Demente kan Non? ''

Oik mengangguk...

Demente adalah seorang lelaki tinggi yang katanya punya kelainan... Tapi Oik dulu pernah berbincang-bincang dengannya... Kelihatannya orang itu baik kok...

Tapi pernah berhembus kabar bahwa Demente mencari gadis-gadis kaya dan sempurna untuk dijadikan mangsa... Tapi dulu Oik tak percaya... Tantenya sudah mengatakan itu benar... Karena Oik buta sehingga Demente bersikap baik padanya... Tapi tetap saja Oik menganggap bahwa Demente itu orang yang baik... Apa iya Demente yang membunuh Acha...?

'' Non Oik sama Den Cakka yakin mau kesana? Hati-hati yah... ''

Cakka dan Oik mengangguk...

'' Yaudah lanjutin atuh yang tadi... Maaf menganggu... '' Kata Bibi Langsung pergi...

Cakka dan Oik wajahnya memerah....

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

DiJakarta hujan mengguyur deras.... Jalanan Basah... Tetapi Alvin tetap nekat pergi kerumah Sivia...

Kali ini dia tidak menggunakan mobilnya... Tapi jalan kaki... Frustasi karena Sivia belum juga kembali... Tepat dirumah Sivia keadaan Alvin sudah mulai melemah...

Sivia yang melihatnya dari Jendela kamarnya Kaget... Ketika mendapati Alvin yang basah kuyub berdiri di depan rumahnya...

Alvin kemudian berteriak....

'' SIVIAAAAA KAMU DIMANA????? MAAFIN AKU.... AKU BENAR-BENAR MENYESALLL.... AKU SAYANG KAMUUUU... ''

Sivia mulai mencucurkan airmata mendengar kata-kata Alvin tadi....

'' SEPERTINYA... DENGAN MELIHAT AKU MALAH MEMBAWA BENCANA... SEBAIKNYA AKU TAK USAH MELIHAT LAGI.... '' Kata Alvin sambil mencari-cari sesuatu...

Sivia kaget dengan apa yang akan dilakukan Alvin... Segera dia mengambil kain menutupi kepala dan sebagian wajahnya membentuk Cadar sehingga hanya matanya yang terlihat...

Lalu keluar menemui Alvin yang akan melakukan hal Bodoh menusuk matanya dengan sebuah benda...

'' Alvin jangan! '' Cegat Sivia...

Alvin terhenti... Dia kaget melihat Sivia dihadapannya...

'' Sivia.... Kau benar-benar Sivia? '' Tanya Alvin lalu mendekat kearah Sivia...

Sivia mengangguk... Alvin segera memeluk Sivia...

'' Sivia... Maafin aku... Aku benar-benar menyesal... Aku sadar aku sayang kamu bukan karena wajahmu... Tapi karena kasih sayang tulus yang ada padamu... Kumohon maafkan aku... Aku cinta kamu apa adanya... ''

Sivia telah menangis didalam Pelukan Alvin... Hujan terus saja mengguyur membasahi keduanya....

>>>>>>>>>>>>>>>

Cakka masih menuntun Oik.... Seperti biasa Oik memejamkan matanya... Mengikuti kata hatinya... Dia mengenal daerah ini... Daerah ini sudah sangat dekat dengan tempat Demente...

Terdengar Aliran sungai....

'' Cakka... Disana sungai... '' Kata Oik menunjuk kearah timur....

Cakka dan Oik segera kesana... Dan benar saja mereka mendapati sebuah sungai jernih mengalir... Dipinggir sungai Cakka melihat sebuah yang berkilauan...

Itu Liontin milik Acha... Cakka segera mengambilnya...

'' Ini liontin Acha... '' Kata Cakka... Dibukanya Liontin tersebut terdapat foto Acha dan dirinya... Ini Liontin yang dikirimkan Cakka ketika Anniversarry mereka yang ke 6... Tepat setahun lalu...

Tiba-tiba Oik mendapatkan ide... Lalu memberi tahu Cakka tentang idenya tersebut... Cakka mengerti... Tapi dia tak rela meninggalkan Oik sendirian ditempat itu...

Oik meyakinkan kepada Cakka bahwa dia akan baik-baik saja asalkan Cakka datang kembali tepat Waktu...

'' Kamu beneran Gak apa-apa Ik? ''

'' Iya gak apa-apa yang penting kamu datang tepat waktu... ''

Cakka hendak pergi kemudian Ia berbalik lalu mengecup kening Oik...

'' Hati-hati... '' katanya Lalu pergi...

Oik mengambil sebuah kayu... Dia akan berpura-pura buta... Siang-siang begini biasanya Demente mengambil Air disungai soalnya dulu Oik pernah beberapa kali bertemu Demente disungai waktu Ia buta...

Oik menyuruh Cakka untuk menghubungi Polisi... Dan Jika polisi telah datang dia harus segera pergi bersama Polisi menangkap Demente...

Dan benar saja Demente datang... Dia seorang Pria berperawakan tinggi besar seperti yang dikatakan orang-orang... Oik kini bisa melihatnya... Sebuah kejadian sekilas terlihat dimata Oik... Ya Demente yang membunuh Acha...

Sungguh Oik tak menyangka Orang yang dikiranya baik ternyata pembunuh... Padahal Oik pernah membela Demente ketika orang-orang kampung bercerita tak baik tentang Demente...

Oik benar-benar takut... Tapi dia berusaha melawan rasa takutnya...

'' Siapa disana? '' Oik mulai berakting

'' Aku Demente... '' Kata Pria itu dengan suara bassnya...

'' Eh Demente... Masih ingat denganku? '' Tanya Oik...

'' Tentu saja Gadis Buta... '' Kata Demente

'' Kau mau mengambil air lagi? ''

'' Yah... Begitulah... ''

Hening...

Oik melihat Demente menimba air memasukan kedalam sebuah tangki penampung air...

Tentu saja Oik masih pura-pura buta...

Setelah selesai Demente menghampiri Oik...

'' Untuk apa kau disini? '' Tanyanya

'' Aku cuma ingin menghirup udara bebas... Segar disini... '' Kata Oik

'' Oh... ''

'' Oh ya... Demente... Boleh aku main ke gudangmu...? ''

'' Gudang? Dari mana kau tahu aku tinggal digudang? ''

Oik keceplosan dia segera bersilat lidah agar Demente tak curiga kepadanya...

'' Warga kampung yang bilang... Boleh gak? Aku tak pernah bermain ke rumahmu... Ayolah... ''

Demente tampak berpikir... Lalu dia meng-iya-kannya...

'' Kau bisa jalan? ''

'' Bisa... Menggunakan tongkat ini kau tinggal mengarahkannya... '' Kata Oik...

Dementepun mengarahkan Oik memasuki Gudangnya...

Ternyata benar... Ini Gudang yang dilihat Oik waktu itu... Menyeramkan... Banyak sarang laba-laba bahkan ada beberapa tengkorak...

Demente menyuruh Oik duduk dilantai yang dilapisi jerami... Dengan perlahan Oik duduk... Dilihatnya Demente sedang meminum sebuah minuman berwarna merah... Itu Darah! Oh No!! ... Oik jadi semakin takut...

'' Mau minum? '' Tawa Demente...

'' Tidak terima kasih... '' Tolak Oik dengan sopan agar Demente tak tersinggung dan menyuruhnya untuk meminum darah itu...

Oik meraba sesuatu dibawah Jerami... Sebuah ponsel... Oik segera menggenggam erat ponsel tersebut dan menyembunyikannya... Ini sangat menolong apabila dalam keadaan terjepit...

Sepertinya ini HP Acha...

Demente keluar sebentar... Dan benar itu HP Acha... Ada nomor Cakka dipanggilan Keluar...

Tapi tunggu... Kata Cakka memang ada nomor asing yang meneleponnya... Tapi private number... Oik segera mengutak-atik hp tersebut mengembalikan settingannya...

Setelah itu menyambungkan kepada Cakka...

>>>>>>>>>>>>>>>>

Cakka mondar-mandir gelisah... Dia sedang menunggu polisi untuk segera datang... Lama sekali... Tiba-tiba ringtone HPnya berbunyi...

Cakka kaget ketika melihat di screen muncul

' Acha Calling '

Cakka segera mengangkatnya terdengar suara Oik diseberang...

'' Demente? Udah balik? ''

'' Ternyata kau menipuku... Kau bisa melihat!... Lihat apa yang akan aku lakukan padamu... Pada orang yang telah menipuku... '' Suara laki-laki marah diseberang...

Suara Sirene mobil polisi... Polisi segera menghampiri Cakka... Cakka segera menunjukan arah gudang Demente polisi mengikutinya...

Cakka terus memantau Oik lewat ponselnya...

'' Maksud kamu apa Demente? ''

'' Alah tak usah berpura-pura... Aku sudah tahu kau tidak buta... Sekarang kamu bisa kujadikan mangsa... Hahahahaha ''

'' CAKKA TOLOOOOONG.... '' teriak Oik

Mendengar itu Cakka segera mempercepat langkahnya...

'' Pak ... Ayo cepat... Pacar saya dalam bahaya... '' Kata Cakka

eh? Pacar...

Mereka tiba digudang tersebut... Polisi segera mendobrak paksa Gudang itu...

Didalam terlihat Demente sedang memegang sebuah Pisau... Oik ketakutan...

'' Angkat tangan! Jangan bergerak... Kau telah dikepung... '' Polisi mengarahkan pistol kearah Demente...

Demente dengan Sigap meraih Oik lalu meletakan Pisau dileher Oik...

'' Kalian jangan maju... Letakan Pistol kalian... Maju selangkah gadis ini kubunuh... '' Kata Demente...

Tanpa diketahui Demente... Cakka dari belakang mengambil sebuah balok lalu memukul Demente dikepalanya...

'' Buukkk '' Demente jatuh... Pisaunya juga jatuh...

Dan dia pingsan...

Polisi segera mengamankan Demente... Oik terlihat Shock... Cakka segera Memeluknya... Lalu membawanya keluar...

>>>>>>>>>>>>>>>>>

'' Terima kasih... Berkat anda dan Pacar anda kami bisa menangkap seorang psikopat yang selama ini kami cari... Dia telah membunuh kurang lebih 15 gadis seusia kalian dan menjual organ-organ tubuh gadis-gadis yang dibunuhnya... Sekali lagi terima kasih... '' Kata Pak Polisi menyalami Cakka dan Oik...

Polisipun membawa Demente ke hotel Prodeo...

Oik menatap Cakka...

'' Kenapa Ik? Aku ganteng yah? '' Narsis Cakka

'' WO.... PD... Polisi tadi bilang apa pacar? Sejak kapan kita pacaran? '' Tanya Oik

'' Sejak Sekarang... '' Kata Cakka

'' We... Enak aja... '' Kata Oik

'' Iya deh... Becanda... Haha... Gak usah dipikirin... sekarang kita balik ke Jakarta ... Mayat Acha juga sudah ditemukan... Aku ingin memakamkannya dengan layak... ''

Mayat Acha memang sudah ditemukan tetapi dengan beberapa organ penting yang hilang seperti jantung, hati, paru-paru dan Mata...

Akhirnya Merekapun kembali ke Jakarta....

**Tamat**

:::

:::::::::

(Boong deng :PPP Lanjut atuh bacanya - -v)

>>>>>>>>>>>>>>>

1 Minggu setelah kejadian itu Acha telah dimakamkan dengan Layak... Cakka semakin dekat dengan Oik....

' Alvin Calling.... '

'' Halooo.... '' Cakka mengangkat teleponnya..

'' Weii broo... Kabar gimana bro long time no see... ''

'' Haha... Baru aja seminggu sejak pemakaman Acha... ''

'' Iya deh... Oh ya aku mau nyampein permohonan maaf Sivia karena gak bisa datang ke acara pemakaman Acha... ''

'' Iya gak apa-apa kok... ''

'' Trus cewek yang kemarin siapa? ''

'' Oik? ''

'' Yah pokoknya yang kemarin... ''

'' Iya namanya Oik kenapa? ''

'' Dia kecengan kamu yah? Gila baru kehilangan Acha udah dapat pengganti... ''

'' Haha... Bisa aja kamu bro... Ya bisa dibilang gitu deh... ''

'' Eh cie.... Ntar malam mau gak double date...? Kamu bawa Oik ... Aku bawa Sivia... Kamu juga kan belum kenal Sivia... ''

'' Hmmm ... Boleh...boleh... Kapan dimana? ''

Alvin menyebutkan tempat mereka akan double date...

>>>>>>>>>>>>>>>>>

Malam harinya....

Cakka menjemput Oik menggunakan taksi... Mobilnya sedang diservice... Oik terlihat Cantik menggunakan Gaun berwarna Merah muda sedangkan Cakka memakai Jas Silver...

Merekapun melaju ke restoran tempat mereka janjian dengan Alvin...

Mereka menuju meja nomor 18 yang diatasnya tertulis reserved... Disebelah meja nomor 20 yang ada tulisan reserved juga...

Mereka menunggu Alvin dan Sivia datang...

Dari luar tampak Alvin yang memakai jas biru donker bersama seorang gadis yang memakai gaun hijau ditutupi Cadar berwarna putih...

Mereka makin mendekat ke tempat Cakka dan Oik... Oik merasa mengenal Gadis tersebut...

Semakin mendekat dan dekat...

Sivia kaget ketika didapatinya Gadis itu adalah Oik adiknya yang menyebabkan dia kehilangan orang tuanya dan juga sempat kehilangan wajah cantiknya...

Perasaannya campur aduk... Sivia mulai meneteskan air matanya... Entah perasaan apa yang ada didalam dirinya... Senang, sedih, terharu, marah semua bercampur jadi satu melihat Oik kini didepannya...

Tapi dia tak boleh egois... Walau bagaimanapun Oik tetap Adiknya... Emosinya mulai terkontrol sekarang rasa kangen terhadap adiknya itu memuncak...

Sivia segera memeluk Oik... Alvin dan Cakka heran melihat tingkah Sivia... Oik juga kaget...

Beberapa menit kemudian Sivia melepaskan pelukannya... Dia membuka Cadarnya...

Cakka, Oik apalagi Alvin shock... Bukan karena wajah Sivia yang buruk tetapi wajahnya sudah bersih dan kembali Cantik...

Ya... Sivia belum memberitahu Alvin soal operasi yang dijalaninya jadi Alvin belum tahu kalau wajah Sivia sudah kembali...

Dia ingin tahu apakah Alvin mencintainya apa adanya... Dan ternyata benar... Jadi sudah saatnya dia memberitahu semua... Apalagi saat ini dia bertemu dengan Oik adiknya...

'' Kak Via .... Jangan benci Oik... Oik sayang kakak ''

Via meletakan jari telunjuknya didepan bibir Oik...

'' Kakak Juga sayang Oik... '' Mereka berpelukan kembali...

Setelah itu Sivia dan Oik menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada Alvin dan Cakka... Mereka mengerti dan makan malam romantispun dimulai dengan iringan musik klasik membuat makan malam mereka indah...

>>>>>>>>>>>>>>

Cakka hendak mengantarkan Oik pulang menggunakan taksi...

Sementara dalam perjalanan....

'' Oik.... ''

'' Ya... '' Jawab Oik singkat...

Cakka memegang dagu Oik membuat Oik dan Cakka bertatapan...

'' Oik... Aku cinta kamu... Kamu mau jadi pacarku? ''

Oik kaget... Dia segera melepaskan tangan Cakka dari dagunya...

'' Kamu cinta aku... Karena mataku... Karena aku memiliki mata Acha... ''

'' Tidak Oik... Bukan karena itu aku benar-benar mencintaimu... ''

Oik memalingkan wajahnya... Ia sudah mulai berkaca-kaca sebenarnya ia ingin berbalik dan mengatakan Ya, aku juga cinta kamu... Tapi dipikirnya Cakka mencintainya hanya karena Matanya adalah mata kekasih Cakka...

Karena keasyikan melihat adegan Cakka dan Oik... Supir taksinya tak memperhatikan jalan dan....

'' Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa '' Kecelakaan tak ter-elakan...

>>>>>>>>>>>>>>>>

Oik duduk disebuah bangku dekat danau tatapannya lurus...

Dia lalu berdiri dan berjalan kearah danau... Tinggal selangkah lagi dia akan tercerbur...

Tapi Cakka segera menangkapnya lalu menuntunnya kearah yang benar....

'' Kesini sayang... '' Kata Cakka sambil menuntunnya kearah Alvin dan Sivia yang sedang berpiknik Ria dibawah pohon rindang dekat danau itu...

Cakka dan Oik menghampiri mereka... Lalu Cakka menuntun Oik duduk bersama mereka...

Ya... Semenjak kecelakaan itu... Oik buta kembali... sebuah beling masuk kematanya dan membuat Oik kehilangan penglihatannya...

Kali ini untuk selamanya... Tapi Oik kini telah tenang... Sivia telah memaafkannya dan Sivia juga telah mendapatkan kebahagiaannya bersama Alvin...

Sedangkan Oik... Walaupun dia kehilangan penglihatannya kembali tetapi ada Cakka disampingnya yang siap menuntun...

Ternyata Oik salah... Cakka mencintainya bukan karena memiliki mata Acha... Dia mencintai Oik apa adanya buktinya sekarang Cakka tetap berada disampingnya dan setia bersamanya....

Didekat danau itu tampak seseorang memakai Pakaian serba putih dan bercahaya... Itu Acha, Dia menatap mereka tersenyum....

'' Maafkan aku Oik... Aku mengambil mataku kembali... Karena kalau tidak begitu kau tidak akan percaya bahwa Cakka mencintaimu bukan karena kamu memiliki mataku... Tetapi dia mencintaimu apa adanya.... Semoga kalian berbahagia.... ''

Bayangan Achapun seketika lenyap tersapu oleh angin...

Senyum kini terulur dibibir Cakka, Oik, Sivia dan Alvin... Siap menata masa depan bersama menutupi segala kekurangan menjadi kelebihan... Karena tak ada manusia yang sempurna karena yang sempurna hanyalah milik yang Maha Kuasa...

**** TAMAT ****

---------------------ooooo000ooooo--------------------

2 komentar:

Anonim mengatakan...

haaaa...
ceritanya sedih mulu
tapi keyen kok..tapi ending nya kasian si oik buta lagi..gua cemburu ci alvin ma sivia
tapi nie kan cuma cerita..kaga papa koq
kerenn

Fhily Anastasya mengatakan...

Keren 3
Lumayan -
Gaje -
Aneh -

thanks readers, visitors, haters, lovers :)

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...