Senin, 26 Maret 2012

Behind the Scene #11

Remind us constantly...
Dibawah bulan purnama...
Dan bila aku pun rindu.
Pada nyamannya senyummu.
Pada hangatnya tawamu.
Ku kan datang dengan gitar.
Nyanyi lagu kesayangan.
Sampai kuingat indahnya kamu.
Wooo...oo...oo
Wooo...oo...oo
Tunggulah aku dihati kamu.
Tempat labuhan semua rinduku.
Tunggulah aku dihati kamu.
Tempat labuhan semua mimpiku.
“Cakka... Lagunya kok dirubah-rubah kayak gitu?,” Tanya Oik setelah Cakka selesai bernyanyi dengan gitarnya.
“Memang kenapa? Gak boleh yah?,” Tanya Cakka balik.
“Ya gak boleh... Lagu orang loh, ada hak ciptanya,”
“Cakka gak ngambil, cuma pinjem buat ungkapin isi hati sama Oik,”
“Gombal,”
“Emang... Tapi jujur,”
“Eh Cakka, lihat deh bulan purnama, sinarnya indah yah,” Oik memalingkan perhatian Cakka. Agar Cakka tak melihat betapa tersipunya dirinya.
“Oik gak takut?,” Tanya Cakka.
“Takut kenapa?,”
“Soalnya kata orang-orang kalau bulan purnama itu, setan-setan menari dibawahnya,”
“Hahahaha... Cakka lucu deh, Oik gak takut sama yang kayak gituan,” Kata Oik sambil tertawa. Diapun menerawang menatap purnama sempurna malam itu.
“Kalau ini Oik takut gak yah, hey Ik, look at me,” Kata Cakka.
Saat Oik memalingkan wajahnya...
Cup---, pipi Oik disentuh oleh sesuatu yang basah.
Ternyata Cakka sudah bersiap dari tadi mendekat agar saat Oik memalingkan kepalanya... Dia dapat melakukan 'hal itu' pada Oik.
“Cakka..........,” Oik kaget sambil memegang pipinya, sentuhan itu masih sangat terasa dipipinya.

♥♥♥

Selama dalam perjalanan Cakka dan Oik pergi ketempat dinner mereka berdua hanya saling berdiam diri. Cakka hanya tampak merapikan rambutnya. Oik cuma memegang kedua lengannya, dia baru menyadari betapa dinginnya malam ini dan dia hanya memakai gaun tanpa lengan. Mobil yang membawa Cakka dan Oik berhenti disebuah tanah lapang, namun dibagian kirinya terdapat tulisan yang diterangi lampu warna-warni. Lactigames. Artinya mereka tidak pergi jauh dari beranda karantina. Pintu mobil segera dibuka oleh body guard yang berada disitu. Cakka dan Oik segera turun dari mobil dan segera melangkahkan kaki. Tak jauh dari tempat mereka berdiri, mereka melihat sebuah meja dengan 3 kursi. Dan sebuah lilin berada tepat ditengah-tengahnya. Nampak Debo sudah menunggu mereka berdua.
Setelah tiba tepat didepan Debo.
“Cakka, Oik, welcome,” Sambut Debo sambil tangannya menunjuk dua kursi didepannya segera mempersilahkan mereka duduk.
Diatas meja telah tersedia hidangan-hidangan yang nampak menggoda. Sup krim asparagus, sebagai makanan pembuka. T-Bone steak bearnaise, Chicken veronique, Salad balsamic, sebagai makanan utama. Chocolate fudge cake, sebagai dessert. Ini mewah...
“Ini sebagai reward kalian, hm, tapi sebelum memulai dinner mending saya langsung to the point menjelaskan tugas-tugas kalian, mulai dari tugas Oik, as leader Oik punya tanggung jawab khusus untuk mengatur jadwal kegiatan peserta-peserta di beranda karantina tanpa mengganggu jadwal dari lactigames sendiri, trus kamu wajib bangun lebih dulu dari peserta-peserta yang lainnya dan menghukum peserta-peserta yang terlambat bangun, tapi...jika kamu yang terlambat bangun, kamu akan dapat hukuman yang lebih berat, dan tentu saja kamu mendapatkan hak istimewa saat babak eksekusi nanti, yakni memilih menyelamatkan atau menjerumuskan? Kau bisa memakai hakmu memilih orang yang kamu anggap layak bertahan atau kau bisa memakai hakmu memilih orang yang kamu anggap tidak layak sama sekali bertahan...kamu sanggup menjalankannya?,” Tanya Debo sambil menyerahkan sebuah bannie hat yang bertuliskan leader sebagai tanda kepemimpinan Oik dan sebuah kertas yang berisi peraturan-peraturan.
Cakka menatap Oik was-was, tugas Oik terdengar sangat berat. Dia takut Oik tak sanggup menjalaninya.
“Sanggup!,” Jawab Oik mantap dan mengambil bannie hat dari tangan Debo.
“Bagus...sekarang tugas Cakka as keyholder hm, Cakka kau seperti pencabut nyawa didalam games ini...tugasmu memang hanya pada saat babak eksekusi baru digunakan...yakni menentukan siapa yang akan bertahan dan akan pulang dari peserta yang lain...tapi ingat, gunakan tak-tik, karena jika kamu salah memilih itu akan membahayakan posisi kamu di beranda karantina, kau mengerti?,” Tanya Debo sambil menyerahkan sebuah kunci kepada Cakka.
Cakka mengangguk mantap mengambil kunci tersebut, “Mengerti,”
“Bagus,” Kata Debo sambil menepuk kedua tangannya dan kemudian berdiri setelah datangnya 2 orang body guard. That's all, saya pergi dulu, enjoy your dinner,” Kata Debo mengedipkan mata kemudian berlalu bersama salah satu body guard sedangkan yang satunya lagi mengangkat kursi Debo meninggalkan Cakka dan Oik. Cakka dan Oik terpekik kaget artinya... Mereka harus dinner berdua? Mereka menelan ludah mereka masing-masing, kemudian menatap makanan yang tadinya menggoda iman, tapi saat ini rasa kenyang melanda. Mereka berdua 'agak' risih, apalagi mereka yakin kamera mengintip disekitar mereka, dengan canggung Cakka memecah keheningan dinner.
“Oik... Gak makan?,” Tanya Cakka.
“Eh... Gak...Cakka aja yang duluan,” Kata Oik.
Cakka mengambil mangkok dihadapannya dan mengisinya dengan sup krim asparagus. Setelahnya, menukar dengan mangkok yang ada dihadapan Oik.
“Oik makan yah...nanti sakit makan telat,” Kata Cakka sambil mengisi mangkok yang ditukarnya tadi kemudian meletakan mangkok itu dihadapannya.
Oik menatap Cakka heran. Ya Tuhan, Cakka sangat perhatian padanya. Kenapa bisa begini? Dari pertama kali mengikuti games ini sampai saat ini, Cakka sudah banyak membantunya. Pertanda baikah ini akan hubungan mereka membaik kembali?
Malam itu sinar bulan terpancar sempurna, ya malam ini purnama sempurna, Cakka dan Oik belum menyadarinya. Mereka terhanyut menikmati makanan yang ada dihadapan mereka. Sebenarnya berusaha menikmati. Sampai...
Masih saja kuteringat kata iringi kau pergi
Jadikan sore itu satu janji
Kau akan kembali untukku, serta untuk diriku
Mengingatku walau aku jauh
Akupun sempat janjikan, kukayuh semua mimpiku
Kulabuh tepat di kotamu…
Dan kaupun s’lalu janjikan kau ‘kan menungguku datang
Bersatu kembali seperti dulu
Dan bila akupun rindu pada nyamannya kecupmu
Pada indahnya tawamu
Kudendangkan dengan gitar lagu-lagu kesayangan
Sambil kuingat indah wajahmu

Oo… oo… ooo… 2x

Tunggulah aku di Jakartamu
Tempat labuhan semua mimpiku
Tunggulah aku di kota itu
Tempat labuhan semua mimpiku.
Cakka dan Oik kaget kala dari ujung ada sebuah panggung dan diatasnya ada seorang yang menyanyikan lagu itu dengan seseorang yang mengiringinya dengan petikan gitar.
Oik menatap langit malam itu, akhirnya dia menyadari malam ini purnama sempurna...lagu itu...lagu kenangan yang liriknya 'sedikit' diubah Cakka untuk dirinya...dan...
Ya Tuhan! Kenapa ini seakan diputar ulang?

♥♥♥

Cakka dan Oik yang telah selesai menikmati makan malamnya dijemput dengan mobil yang sama dengan tadi. Tak beberapa lama kemudian mereka telah tiba diberanda karantina. Dengan langkah gontai keduanya memasuki beranda karantina lewat pintu utama. Peserta-peserta yang lain tampak sudah selesai makan malam dan sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Alvin dan Sivia sedang dipojokan sambil saling cubit hidung. Irsyad sedang menyapu lantai. Sesekali dia menggeleng frustasi karena tak bisa melakukan hal itu, maklum dia tak terbiasa. Zahra tidak tampak, sepertinya dia sedang berada didapur membersihkan bekas makanan peserta yang makan malam di beranda karantina. Gabriel dan Riko tampak berbincang-bincang. Nadya sedang nonton televisi sedangkan Acha tidak kelihatan. Oik segera melangkahkan kakinya setengah berlari untuk naik ke lantai 2 sedangkan Cakka memilih untuk bergabung bersama Gabriel dan Riko.
Tiba dikamar, Oik segera menghempaskan dirinya diranjang. Tanpa melepaskan alas kaki serta tanpa mengganti gaunnya. Belakangan ini seakan mengingatkan saat-saat indah bersama Cakka dulu. Kenapa begitu sering terulang? Oik menutup matanya, dada berdesir mengingat kejadian itu, semakin kemari semakin menyesakkan. Ah! Masalah itu lagi! Oik menggelengkan kepalanya. Kemudian segera melangkahkan kakinya, mengambil piyama untuk segera tidur, karena besok dia harus bangun paling pagi.
Oik hendak masuk ke kamar mandi untuk mengganti bajunya, saat pintu kamar mandi dari dalam dibuka. Seseorang yang sudah memakai piyama keluar dari kamar mandi.
“Eh, Oik...udah pulang,” Sapanya.
“Iya Cha...gue mau ganti baju dulu yah,” Kata Oik sambil melangkah masuk ke kamar mandi namun sebelumnya...
“Ik...klo udah lo temanin gue dikamar aja yah...kita ngobrol-ngobrol disini,” Kata Acha. Oik mengangguk lalu mengunci pintu kamar mandinya.
Tak beberapa lama kemudian, Oik keluar dengan menggunakan piyama dan langsung duduk diranjangnya yang berdampingan dengan ranjang Acha.
“Ik...gimana dinner lo sama Cakka tadi? Seru kan?,” Tanya Acha.
“Seru kok,” Kata Oik.
“Wah enak banget lo menang reward bisa makan malam diluar gitu, makanannya gimana?,”
“Sup krim asparagus, T-Bone steak bearnaise, Chicken veronique, Salad balsamic,  Chocolate fudge cake,” Kata Oik.
“Wuiihhh enak...disini lo tahu gak Ik yang dimasak Zahra apaan?,” Tanya Acha, Oik menggeleng, tentu saja dia tidak tahu, “Telor ceplok kematengan, sama terong goreng gosong, trus minumannya jus jeruk kemanisan, menderita banget gue bisa-bisa pulang dari sini gue kurus kering,” Keluh Acha.
Oik terkekeh mendengar nama makanan aneh bin ajaib yang disebutkan Acha.
“Trus tujuan lo ikut acara ini sebenarnya apa sih Cha?,” Tanya Oik.
“Ada kamera gak disini yah...?,” Acha celingak-celinguk mencari dikamar mereka apa ada kamera tersembunyi disitu. Dan sepertinya ada, tapi Acha tidak yakin disudut mana kamera tersebut.
“Ada kayaknya...soalnya...,” Oik tak melanjutkan kata-katanya, setelah mengingat kejadian kemarin, awkward moment bathtub.
“Yaudah deh...gue bisik aja yah sama lo,” Kata Acha sambil turun dari ranjangnya dan naik ke ranjang Oik dan langsung duduk disamping Oik membisikkan sesuatu...

♥♥♥

“Eits, Cakka yang baru aja dinner sama Oik, gimana dinnernya?,” Tanya Riko.
“Seru kok, ralat yah bertiga sama Debo,” Kata Cakka sebelum teman-temannya menjurus kearah yang 'lebih' tentang dinnernya dengan Oik tadi.
“Yah apapun, yang penting, kalau menurut kasat mata gue...lo sama Oik kayak ada 'something' gitu...tau deh kayak yang dibackstage histeris itu...lo kan......awh,” Kaki Riko diinjak Cakka, “Sakit tahu Kka,” Kata Riko sambil merintih karena Cakka menginjaknya dengan sepenuh tenaga.
“Ko sumpah gue penasaran ada apa sih di backstage histeris?,” Tanya Gabriel.
“Ah...gak kok Gab, waktu di histeris gitu kan kita sama-sama bareng Oik juga, ya kan Ko?,” Kata Cakka bersilat lidah.
Riko memutar bola matanya, ini anak jago sekali bertele-tele.
“Gue boleh gabung gak?,” Tanya Nadya dan segera duduk disamping Cakka.
“Boleh kok,” Kata Gabriel.
Thanks ya, soalnya, gue jadi obat nyamuk ngelihatin orang pacaran disana,” Kata Nadya sambil memberi kode menunjuk Alvin dan Sivia.
“Makanya lo cari pacar Nad,” Kata Riko.
“Kayak lo punya pacar aja,” Sambung Gabriel.
“Cieeee yang panas gara-gara mantan pacarnya udah dapet pacar dan mesra-mesraan didepan sana sedangkan dirinya masih sendiri,” Goda Riko pada Gabriel.
“Riko...lo biang gossip banget ya...,” Kata Gabriel.
“Kka...dari tadi lo diem aja nih gak ngomong,” Kata Nadya pada Cakka.
“Kan Cakka lagi membayangkan makan malam yang indah tadi,” Kata Riko.
“Ckck...,” Cakka menggeleng frustasi melihat pembicaraan ini sudah sangat kacau.
Diapun segera berdiri dari situ dan membuang langkahnya menjauh dari mereka.
“Woi... Cakka! Mau kemana?,” Tanya Gabriel.
“Ganti baju...gerah,” Kata Cakka menaiki tangga.
“Gue juga ah ke kamar...bye,” Kata Nadya menyusul Cakka menaiki tangga.
“Woi Nad, lo mau ke kamarnya Cakka yah? Mau ngapain? Tidur bareng? Ya ampuuuun,” Teriak Riko, membuat Alvin dan Sivia ikut menengok kearah Cakka dan Nadya.
“Apelo... Otak mesum aja yang lo pikirin,” Teriak Nadya sambil melemparkan setengah sendalnya kearah Riko dan tepat mengenai jidat Riko, dia hanya bisa meringis kesakitan. Gabriel terkekeh. Sedangkan, Cakka kembali menggeleng dan melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.
Tiba dikamar Cakka, Cakka segera mengganti pakaiannya dengan kaos oblong dan boxerbriefsnya dan segera berbaring ditempat tidurnya.
Memeluk gulingnya dengan erat dan membayangkan gulingnya itu... Oik. Cakka terlonjak kaget! Dia segera berdiri lalu memegang kepalanya. Lama-lama dia bisa gila begini. Sebenarnya apa sih perasaannya pada Oik itu?

♥♥♥

Nadya masuk ke kamar cewek. Mendapati wajah Oik memucat setelah Acha membisikan sesuatu padanya. Penasaran Nadya segera bergabung dengan Acha dan Oik.
“Lagi bicarain apa sih kayaknya seru?,” Tanya Nadya ikut naik ke ranjang Oik, “Acha bisikin apa sih sampe wajah lo pucat gitu?,” Tanya Nadya lagi.
“Hah? Pucat... Nggg... Gak... Perasaan lo aja kali Nad,” Kata Oik.
“Ya kali...emang lo bilang apa sih Cha?,” Tanya Nadya kepo.
“Ada deh...lo kepo banget deh,” Kata Acha.
“Ish pelit,” Kata Nadya lalu membaringkan dirinya di ranjang Oik.
“Ya ampun...,” Oik terpekik, dia segera beranjak dari ranjangnya, meraih tasnya lalu mengambil handphonenya, dan dengan segera memijit tuts handphonenya itu.
“Lo sms Ozy yah Ik?,” Tanya Acha.
Oik mengangguk, “Gue udah janji sama dia pas nyampe disini gue sms dia tapi kemarin gue lupa,” Kata Oik.
“Gara-gara keasyikan mandi bareng Cakka,” Kata Nadya.
Oik mendengus, “Tolong ya, gue gak mandi bareng Cakka, gue kan udah ngejelasinnya,” Kata Oik.
“Ya...ya...ya...bdw, Ozy tuh siapa sih? Pacar lo Ik?,” Tanya Nadya kepo lagi.
“Nad...lo jadi orang jangan kepo dong,” Acha sedikit kesal karena kekepoan cewek yang satu ini.
“Ozy itu sahabat gue tapi sahabat Acha juga kok,” Kata Oik.
“Owh...gitu toh,”
“Ya gitu,” Kata Acha.
Oik melihat screen handphonenya. 1 Message Alerts.
From: Ozy
Ya udh tahu kok. Slmt berjuang ya :)
Bdw, gw nntn eps 1.
Sumpah gw penasaran.
Apa yg terjadi sma lo& Cakka ;)

Oik menelan ludahnya. Berarti? OH NO! Jangan bilang episode besok malam. Tentang dia dan Cakka yang digerek ke pihak pengelolah acara karena 'hal itu'. Mati!

♥♥♥

Pagi-pagi benar, jam 5 subuh Oik sudah bangun. Dia bingung mau melakukan apa di jam 5 subuh begini. Tidak mungkin dia tidur lagi. Karena bisa-bisa dia bangun terakhir dan mendapatkan hukuman. Tadi malam dia sudah mengatur jadwal untuk kegiatan mereka seminggu kedepan. Dan hari ini dia akan membacakannya. Setelah segar mandi pagi, Oik segera keluar dari kamar. Dia belum membangunkan teman-temannya karena memang belum saatnya bangun. Zahra sebagai chef dan Irsyad sebagai Mad jadwal bangunnya jam 06.00 sedangkan peserta yang lain bebas asalkan sebelum jam 07.30. Dia berjalan mengelilingi beranda karantina yang luas itu. Mencari cara untuk membangunkan teman-temannya agar tidak ada satupun yang dihukum. Tapi dia akhirnya bingung. Lelah Oik mengitari beranda karantina, Oikpun menghempaskan tubuhnya di sofa ruang nonton. Dia segera memasang televisinya dan mulai mencari siaran yang bisa menghibur. Sepertinya acara kartun adalah pilihan yang tepat.
Terdengar suara sendok didalam gelas yang digoyang-goyang. Oik kaget, dia segera menoleh. Cakka tersenyum sambil memberikan teh hangat yang dibuatnya. Memberikan ke tangan Oik. Oik bingung menerimanya.
“Minum, supaya tubuhnya Oik hangat,” Kata Cakka.
Oik menatap teh yang ada ditangannya itu, menatap Cakka yang menaikan setengah alisnya, kemudian menyesapnya dengan hati-hati. Cakka tersenyum.
“Habiskan, ngomong-ngomong, Cakka belum mandi, Cakka mandi dulu yah,” Kata Cakka segera beranjak meninggalkan Oik dan naik keatas lagi.
Oik menghela nafas, Ya Tuhan... Apa maksud Cakka dengan segala perhatiannya belakangan ini? Trus bagaimana dengan... Oik membatin.

♥♥♥

“Perhatian... Perhatian... Semuanya banguuuuuuuun!,” Teriak Oik menggunakan pengeras suara yang dia temukan di gudang setelah mencari lagi, membuat beberapa orang sontak kaget dari tempat tidurnya. Bahkan Riko sampai jatuh terguling-guling dilantai kamar, Gabriel yang karena terkekeh melihat Riko malah ikut terjatuh sehingga dikamar lelaki terjadi kegaduhan.
Sedangkan dikamar cewek nampak tenang karena 2 dari 3 cewek yang masih dikamar selain Oik dan Zahra masih tertidur. Nadya masih tidur dengan gaya ayunya memegang boneka tazmania sedangkan Sivia tertidur sambil sesekali mengigau nama Alvin. Acha mendengus melihat gaya tidur kedua temannya itu. Dengan sandal boneka teddy warna coklatnya Acha melangkah ke kamar mandi dan bersiap-siap mandi.
“Pokoknya semua bersiap-siap yah! Gue sebagai leader tadi mendapat pesan dari pihak lactigames bahwa sebentar akan datang tamu! Jadi siapa terlambat akan dapat hukuman... Jadi banguuuuuuuuuun!,” Teriak Oik lagi.
Membuat 2 gadis yang masih tertidur itu terbangun kaget dan segera berhambur dulu-duluan masuk kamar mandi setelah Acha keluar dari kamar mandi.
“Pokoknya semua kecuali chef dan mad habis bersih-bersih diri berkumpul diruang tamu!,” Kata Oik masih menggunakan pengeras suara.
Setelah semuanya bersih-bersih mereka segera menuju ke ruang tamu. Masih tertinggal Sivia yang belum datang. Oik memandang jam tangannya menunjukan pukul 07.27. Tinggal 3 menit lagi kalau Sivia belum datang dia dinyatakan akan dihukum.
Untungnya Sivia datang jam 07.29 jadinya dia tidak dihukum. Setelah semuanya berkumpul terdengar ketukan pintu. Irsyad sebagai mad segera membukakan pintu. Dari luar muncul Debo bersama Angel datang bertamu ke beranda karantina.
“Ya, baiklah para peserta hari ini, kita akan mengevaluasi kegiatan kalian selama kurang lebih sehari ini,” Kata Debo.
“Oik!,” Panggil Debo tegas.
Oik segera menjawab, “Iya,”
“Kamu tahu, kamu punya kesalahan dan harus dihukum?,” Kata Debo.
Oik mengerenyit. Masalah apa lagi? Bukankah masalah dengan Cakka sudah diselesaikan kemari?, “Apa itu?,” Tanya Oik.
“Hm, sepertinya kamu belum membaca peraturan yang kuberikan kemarin penuh, poin nomor 20. Leader tidak boleh menerima barang, benda, sogokan atau apapun yang diberikan peserta lain,” Kata Debo.
Oik berpikir, apa yang dia terima? Perasaan tidak ada.
“Kau tadi pagi menerima teh yang diberikan Cakka dan kami anggap melanggar peraturan tersebut,” Kata Debo.
Cakka langsung angkat bicara, “Tapi Bo, gue gak ngasih benda, barang atau nyogok Oik...gue ngasih karena gue sendiri yang mau ngasih gak ada niat apapun!,” Kata Cakka.
“Apapun itu, adalah resiko leader dan Oik ikut saya dengan Angel ke kolam belakang untuk menerima hukuman!,” Kata Debo, “Yang lain tetap disini! Atau terima konsekuensi!,” Sambungnya.
Cakka sangat merasa bersalah pada Oik. Karena dirinya, Oik jadi dihukum. Dia menatap kepergian Oik bersama Debo dan Angel dengan tatapan bersalah. Sedangkan Oik membalas tatapannya dengan tatapan yang tak bisa diungkapkannya.
Tiba-tiba perasaan Cakka berubah tidak enak ketika menyadari dua kata yang Debo ucapkan tadi... Ya Tuhan... Oik kan?
Cakka segera beranjak dari tempatnya.
“Kka lo mau kemana?,” Tanya Alvin.
Cakka tak menggubrisnya dia malah berlari menuju kolam belakang.
“Cakka jangan nekat deh! Lo mau ikutan dihukum juga!,” Kata Sivia.
Cakka terus melangkahkan kakinya. Nah benar, Cakka mendengar Angel sedang menjelaskan hukuman yang akan dijalani Oik.
“Jadi Oik, lo harus berenang mengumpulkan sebanyak minimal tiga koin yang ada didasar kolam berenang ini,” Kata Angel.
“1...2...3,” Hitung Debo.
Oik yang menatap kolam berenang takut dan ragu akhirnya terjun. Bersamaan dengan Cakka berlari menerobos body guard yang menjaga. Sekuat tenaga akhirnya berhasil menerobos, kala Oik timbul tenggelam di kolam berenang.
“Dasar bodoh! Oik gak tahu berenang!,” Umpat Cakka sebelum.
Byurrrrrr.... Cakka ikut terjun kedalam kolam berenang.
Remind me constanly...

♥♥♥

Maaf yah kalau rada-rada pendek... karena saya banyak kerjaan di kantor... huhuhu ini saja baru pulang lembur... okey deh ... tunggu part 12nya yah :)

8 komentar:

putraycakka mengatakan...

Kereeen kakaaak :D
Lanjutin yaaa hehe
Itu Acha suka sma Cakka yah u,u
*sotoy
Ayooo cakka tolongin Oik dong u,u
Part depan panjangin yah kak :p

@rathCF mengatakan...

CEPET DILANJUT KAAAAAAAAAKKK!!!
Penasaran banget sumpah itu sama Cakka sama Oik ._.

Itu...... Pasti Acha bilang kalo dia ikut itu games karena pengen deket sama Cakka *eh

Res-resti mengatakan...

Tapi tambah amazing aja nih kak,,, yey, akhirmya CAIK.. :) lanjut ya kak Fhily..

Yuanita Oktaviani mengatakan...

Lanjut kaaaaaak!
Sebel yah kenapa oik bisa dihukum eeeee hehehe tapi dinnernya laaafftt banget kak<3
muhuehehehehehe lanjut lanjut! Gasabar aku u,u

Mawar Fatmah mengatakan...

kak 'KEPO' itu apa??
yeee KECE kak!!!
sukaaa bangett...
lanjutt kak..

Anonim mengatakan...

Kepo itu Pingin tau urusan orang. LANJUTTT KAKFHY!! :D

Anonim mengatakan...

Kaka!! LANJUTTT *Fufufufuuuuuu*

Be Your self mengatakan...

fhh,,,
gila, keren bgt ceritanya.

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...