***
Don’t ever forget our memories when we were together…
Sebuah kertas dibaca Oik, kemudian dari belakang muncul Cakka sambil menyunggingkan senyum kearahnya. Cakka kemudian duduk disebelahnya.
“Oik jangan pernah lupakan kisah ini yah,” Kata Cakka sambil menatap Oik.
“Kenapa Cakka berkata seperti itu?,” Tanya Oik membalas tatapan Cakka.
“Entahlah, Cakka cuma gak mau aja, suatu saat kita saling melupakan,”
Cakka kemudian mengeluarkan sebuah kamera digital dari dalam ransel yang sedari tadi dibawahnya, “Kita foto yah,” Kata Cakka.
“Untuk apa?,”
“Untuk kenang-kenangan supaya kita selalu ingat akan satu dan lainnya,” Kata Cakka.
Oikpun mengangguk, mereka memperbaiki letak posisi masing-masing dengan beberapa pose. Setelah puas, Cakka mengulurkan tangannya mengajak Oik pergi dari situ.
Kala itu… sepulang sekolah, ditebing kebebasan, tebing yang dinamakan mereka berdua untuk saling mencurahkan isi hati lewat apapun itu, berteriak, menangis, tertawa sepuasnya tanpa ada yang melarang.
***
Cakka turun dari mobilnya memasuki sebuah pusat perbelanjaan, seperti biasa harus melakukan penyamaran agar tidak ada orang yang tahu dia Cakka. Kacamata, dengan jaket tebal dan syal membuat dia terlihat aneh. Lagipula untuk apa Acha mengajaknya kemari? Itu yang ada dibenaknya saat ini. Yang paling susah adalah saat dia hendak turun dari tempat parkir, karena mobilnya yang mencolok dan membuat orang tahu kalau itu dia. Jadi, dia harus bisa menunggu dan memastikan aman barulah dia bisa turun.
Segera setelahnya, dia mengayunkan kakinya memasuki pusat perbelanjaan dan dengan langkah panjang menuju restoran yang Acha maksud. Cakka memandangi restoran itu. Dipojok restoran nampak orang yang berpakaian sama anehnya dengan dirinya. Dia segera mendekat dan duduk dihadapannya.
“Ada apa Cha lo manggil gue kemari?,” Tanya Cakka to the point setelah duduk.
“Gini Cakka, tadi gue liat berita tentang lo, dan tadipula banyak wartawan didepan rumah gue, nah pas gue suruh tanya manager gue kenapa mereka kemari, katanya gue adalah ‘salah satu’ yang mereka kira adalah gadis yang bersama lo di foto itu,” Jelas Acha sambil menekankan kata ‘salah satu’.
“Salah satu?,”
“Iya Cakka, selain Shilla, Oik dan Sivia,”
Deg---, Oik? Jantung Cakka seperti kesetrum mendengar nama Oik.
“Oh, yakin bener mereka kalau cewek itu artis juga,” Kata Cakka berusaha santai.
“Nah, itu dia! Gue mau tanya sama lo, maaf kalau gue kepo, cewek itu sebenarnya siapa sih? Supaya gosipnya gak makin menyebar mending lo bilang aja didepan publik gitu,”
“Cewek itu… hm, tapi sori Cha, gue gak bisa bilang siapa cewek itu sama lo, dia masa lalu gue dan akan tetap menjadi masa lalu gue, biarkan gue dan dia aja yang tahu, ini masalah pribadi, jadi buat apa publik tahu?,”
“Tapi ingat Cakka, lo itu publik figur, gak bakalan bisa lepas dari gosip or something like that, kita harus belajar berbagi dengan publik sekalipun itu masalah pribadi kita, kamu tahu kan itu?,”
“Tapi sekali lagi sori banget Cha, untuk hal yang satu ini gue belum siap untuk membaginya, gue harap bisa suatu saat, bahkan sangat berharap,”
♥♥♥
Disalah satu stasiun tv, nampak banyak sekali orang. Hari ini adalah launching album perdana duet Cakka dan Shilla. Shilla sudah sangat bersiap-siap di backstage sedangkan Cakka belum nampak, mobilnya belum terparkir. Setelah kira-kira 5 menit lagi acara dimulai, Cakka baru tiba bersama manager dan sepupunya Ray. Cakka keluar dari mobil segera disambut blitz kamera wartawan dan ribuan penggemarnya. Sehingga satpampun kewalahan dan harus menggunakan jasa bodyguard untuk membawa Cakka ke backstage. Ray dan Roy manager Cakka, yang mengikuti Cakka dari belakang malah ikut kena ulah C~LUVers yang ‘agak’ liar. Tapi, mereka tetap saja melindungi makanan yang mereka bawa. Berusaha sekuat tenaga agar segala macam snack yang dibawa mereka tidak ada yang mengambilnya. Pokoknya mempertahankannya sampai titik darah penghabisan. Ini persiapan untuk sebentar acaranya.
Tiba di backstage Cakka segera disambut Shilla.
“Akhirnya lo dateng juga, tinggal lima menit lagi nih kita naik,” Kata Shilla.
“Emang lo pikir gue gak bakalan datang gitu?,”
“Yah, gak juga sih, bukan gitu maksud gue, gue takut aja soalnya hari ini penting dalam hidup gue,”
“Hidup gue juga,”
Cakka dan Shilla segera dipanggil untuk naik keatas panggung. Merekapun bergegas naik. Riuh penonton memadati studio 4 Ngetop TV, penonton desak-desakan dan rusuh.
Album duet Cakka dan Shilla berjudul Exclusively Yours, dengan lagu andalan berjudul When September. Acara berlangsung selama 120 menit alias 2 jam, disitu mereka menyanyikan beberapa lagu dalam album mereka dan juga beberapa lagu pilihan penonton. Setelahnya, mereka mengadakan tanya jawab dengan para penonton dan fans mereka.
♥♥♥
Ternyata banyak pro dan kontra setelah debut pertama album Cakka dan Shilla. Banyak yang suka dan sangat fanatik dengannya, tapi tak jarang pula yang tidak menyukainya. Didunia fans, terjadi percekcokan antara penggemar masing-masing. Contohnya dalam sebuah berita disebuah situs web.
Cakka dan Shilla pasangan duet impian.
Siapa sih yang gak kenal Cakka Nuraga? Cowok ganteng dengan sejuta bakat? Dan Siapa sih yang gak kenal Ashilla Zahrantiara? Cewek cantik pendatang baru yang sedang naik daun?
Apalagi mereka berkolaborasi menjadi pasangan duet. Yakin deh boomingnya bakalan melebihi Anang-Syahrini pada jamannya. Secara suara mereka beuh! Udah gak usah diragukan lagi. Tampang sangat menjamin.
Kemarin mereka baru saja meluncurkan album perdana mereka dengan title Exclusively Yours di album itu terdapat 5 buah lagu ciptaan Obiet, pencipta lagu muda yang memenangkan banyak penghargaan atas lagu-lagu ciptaannya. Dan salah satu lagu unggulan mereka adalah When September.
Mendengar lagu-lagu dan kecocokan tampang mereka, pantaslah Cakka dan Shilla dinobatkan sebagai pasangan duet impian.
Oh ya, Exclusively Yours udah ada ditoko-toko terdekat! Let’s grab it!
Comments:
Dinduts Imutz Cekaleeh:
Aaaaaaaa. Setuju banget, Cakshill memang paling top dah!... Mantap, semoga cinlok deh :p
Dessydess Apriaa Nuraga:
Wooooo!!! Big NO!,, kalau Cakka-Oik baru gue setuju itu pasangan duet impian!
Nia Chika ChiKy:
Setuju sama comment diatas gue!! Gue lebih prefer Caik dari pada Cakshill :p
Reni Susisusa:
Kalau gue sih! Mending Cakka-Acha aja dah Shilla sama Rio, sebenarnya sih Cakka-Shilla cocok-cocok aja, Cuma gue udah terlanjur sreg sama Cakka-Acha, Shilla-Rio.
Cita Cia Ruaaaa:
GUE DUKUNG PASANGAN DUEET INIIIII AAAA… WAJIB BELI KASETNYAAAAA… #capsjebol #keinjak.
Santi susahhhhbanget:
Kalian Pacaran aja u,u unyu gitu…
Indri Khaira Mustaqimah:
We want Caik! Ga suka sama yang laiiiiiinnnnn!!!! >.<
Cintani Dewi:
Cakka Oik! Cakka Oik! Cakka Oik! Sampe mati! (?) ga ada yang lain!!!! Dan gak akan pernah setuju sama yang ini.
More comments (1.284)>>>
Begitulah kerusuhan disitus-situs web, tak cuma didunia maya, dimajalah-majalah banyak komentar-komentar yang jenisnya sama dengan diatas pro dan kontra. Dan biasanya pro dan kontra lah yang membuat suatu nilai jual semakin tinggi dan akhirnya booming.
♥♥♥
Histeris adalah salah satu program tv baru yang segaja dibuat untuk pendatang-pendatang baru diblantika musik tanah air. Tema program histeris saat ini adalah just for youth. Jadinya menampilkan penyanyi maupun grup band anak-anak muda.
“Selamat pagi dan salam histeris…. AAAAAAAAA,” Sapa Irva dan Goldi, pembawa acara histeris.
“Histeriers pasti udah gak sabar dong dengan bintang tamu-bintang tamu kita, hari ini kita punya siapa Gol?,”
“Kita punya yang baru ngeluncurin albumnya nih ada Cakka dan Shilla,”
AAAAAAA… penonton histeris mendengarnya.
“Trus kita punya hm, wah dia bakal membawakan second singlenya loh ada Oik, mana nih Oiklovers histerinya?,”
AAAAAAA… kali ini tak kalah histeris dengan yang tadi.
“Trus kita punya band Duperchildren boyband Janggo muda, ada girl band tujuh emot dan Pirbeast serta penyanyi-penyanyi muda lain seperti Riko, Zevana, Zahra dan masih banyak lagi,”
“Dan inilah penampilan pertama dari Janggo muda, Yu!Yu!Yu!,”
Sementara itu di backstage, Cakka baru tiba, matanya tiba-tiba terantuk pada seseorang yang sedang dipoles wajahnya oleh make-up artist. Itu Oik, tanpa dia sadari dia sudah terpaku lama disitu. Barulah dia sadar setelah dikagetkan oleh managernya. Diapun duduk disalah satu bangku disitu bersama Riko. Terjadi percakapan ringan antara kedunya. Sedangkan manager Cakka, sedari tadi sibuk dengan ponselnya menghubungi manager Shilla. Yang sedari tidak mengangkat teleponnya. Pasalnya, sebentar lagi mereka tampil tapi Shilla belum datang juga.
…haduh yeaay akhirnya yeay angkat juga telepon eyke…
…gimana Shillanya? Kok jam segini artis yeay itu belum nongol juga, parah nih lima menit mereka tampil…
…APA?...
…Yeay udah hubungi pihak stasiun tvnya belum?...
…Oh udah yah, trus kata mereka apa…
…yaudahlah gue tunggu aja…
Begitulah kira-kira yang terdengar dari mulut manager Cakka ketika teleponnya diangkat manager Shilla. Maklum manager Shilla sama lenjehnya dengan manager Cakka, jadinya agak leboaaayy gimana gitu.
“Cakka… kata manager partner lo itu, Shilla gak bisa datang dan ngebatalin semua job hari ini, tapi karena lo udah terlanjur disini, ya… disini aja,”
“Trus maksud lo gue disini gak nyanyi gitu? Si Shilla apa-apaan juga sih? Pake acara gak datang, emang dia kenapa? siap dah gue diprotes penonton,”
“Kata si Mereke managernya itu cyin, dia sakit dan sekarang masuk dirumah sakit, dan dia udah sampein ke pihak stasiun tvnya barusan, mereka udah oke,”
“Trus gue gimana?,”
“Yah nyanyi sendiri!,”
“Errr,” Cakka menggeleng frustasi.
Oik telah selesai di make-up menelan ludahnya ketika melihat Cakka. Dan sangat kebetulan sekali, Ify meletakan tasnya disamping bangku yang Cakka duduki. Waduh, gimana dong? Oik kan harus mengambil handphonenya didalam tasnya itu. Diapun akhirnya mengurungkan niatnya.
Oik tiba-tiba dipanggil diatas panggung, membuat dia sadar akan lamunannya dan bergegas naik keatas panggung.
At stage…
“Apa kabar Oik?,” Sapa Irva sambil cipika-cipiki dengan Oik.
“Alhamdulilah Baik,”
“Gue bisa ikut cipika-cipiki gak?,” Tanya Goldi membuat satu jitakan dikepalanya oleh Irva.
“Gak boleh!,”
Goldi menatap Irva dengan tatapan mengenaskan.
“Oh ya Oik, judul single kamu yang kedua ini, Past Perfect yah?,” Tanya Goldi.
“Iya…,”
“Boleh ceritakan sedikit tentang inti lagunya dong Ik,” Kata Irva.
Oik kembali menelan ludahnya. Sebenarnya Oik tak setuju dengan single kedua usulan kakaknya ini karena… terlalu mengena ke kehidupan nyatanya. Tapi, ya sudahlah, ini tuntutan profesi.
“Ceritanya… tentang kesempurnaan masa lalu… dimana masa lalu begitu indah telah dilalui sepasang kekasih, namun karena sesuatu kesempurnaan itu hilang, dan dia ingin kembali pada kesempurnaan masa lalunya, tapi tidak mungkin hanya miracle yang mungkin bisa membuat kesempurnaan masa lalunya itu kembali,” Tutur Oik panjang lebar.
“Wow… mantap dijadiin film bisa tuh, usul produser dah,” Kata Goldi.
“Udah… udah lo gak usah mengada-ngada deh… mendingan kita dengarkan aja ini dia… Oik… Past Perfect,” Kata Irva mempersilahkan Oik bernyanyi.
Oikpun bersiap-siap didepan stand mic, saat itu dia sedang mengenakan gaun berwarna broken white yang sepertinya memang khusus dibuatkan untuknya. Lekuk indah tubuhnya sangat terlihat jelas. Make-up minimalis dan rambutnya yang digerai dan sengaja di curly membuat kecantikannya memancar, menyanyikan lagu past perfect miliknya.
Past perfect…
Bukan hanya sebuah tenses…
Melainkan lambang kesempurnaan…
Kesempurnaan cinta kita dimasa lampau…
Akan ku selalu kuingat…
Apa yang kita lakukan dulu…
Ku kenang dan selalu dalam memori…
Janji kita untuk tak saling melupakan…
Kuingin kembali kemasa itu…
Masa indah hanya milik kita berdua…
Atau setidaknya saat ini…
Kita bisa mengulang masa…
Aku tahu itu tak mungkin…
Tapi aku selalu berharap…
Kejaiban itu, kau sang Past Perfect…
Kembali menyempurnakan kisah kita…
Oh… Past Perfect...
Oik tampak sangat menghayati kata demi kata yang diucapkannya dalam lagunya. Setelah selesai Oik berterima kasih dan penonton yang terkesima bertepuk tangan.
Irva dan Goldi kembali naik keatas panggung, sambil bertepuk tangan.
“Demi apa va, gue nangis dengar lagu Oik yang ini,” Kata Goldi sambil mengambil tisu dan menyeka sudut matanya.
“Lebay lu… tapi emang benar lagunya menyentuh, kali aja pengalaman pribadi,”
Deg---, jantung Oik.
“Oh ya, Oik jangan dulu pergi yah, tetap diatas panggung,” Kata Irva menahan Oik sedangkan Goldi pergi ke backstage.
Penonton tiba-tiba bergemuruh, riuh, ada yang meraung-raung, ada yang berteriak-teriak, ada yang loncat-loncat gak jelas, ada yang menari hula-hula campur hulahup dan ternyata penonton disitu baru keluar rumah sakit jiwa kemarin.
Oik memalingkan pandangannya. Dan matanya terbelalak kaget melihat penyebab penonton seperti itu. Goldi menarik Cakka naik keatas panggung. Cakka menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal saat dirinya didaulat naik keatas panggung. Oik bertanya dalam hatinya, pikirannya kacau balau, oh Tuhan, mungkinkah mereka sudah tahu tentang foto itu? Wawancara Cakka di tabloid? Dan single terbarunya itu dikaitkan dan…
Oh tidak! Oik bertengkar dengan pikirannya sendiri. Sedangkan Cakka dibawa dekat tepat disamping Oik.
“Jadi gini… gini… Shillanya gak datang karena sakit kan Cakka?,” Tanya Irva.
“Iya…,” Jawab Cakka singkat.
“Jadi histeriers, mari kita doakan agar Shilla cepat sembuh,” Kata Goldi.
“Dan berhubung Cakka udah disini… gimana kalau kita dengar Cakka dan Oik kolaborasi setuju histeriers?,” Teriak Irva meminta persetujuan penonton.
Penonton kembali rusuh teriak-teriak, ada yang loncat-loncat sambil teriak “Setujuuuuuuuu,” ada yang mesem-mesem sambil teriak “Gaaaakkk,” Tapi ternyata lebih besar yang teriak setuju sehingga suara gak tertutup.
APAAAA??? KOLABORASI keduanya seakan koor berteriak kaget dalam hatinya masing-masing.
“Oke… oke request lagu yuk…? Ada yang mau request?,” Kata Goldi sambil menjalankan micnya pada penonton. Penonton sangat teramat histeris sama seperti nama programnya. Micnya berhenti pada seorang gadis.
“Nama siapa?,” Tanya Goldi.
“Nata… aaaa… aduh gak nahan lihat mereka diatas panggung,”
“Lo kenapa?,”
“Secara gue kan Caikers Family… aaa gue nge-fans banget sama mereka berduaaaa,” Nata histeris.
“Oke dah, mantap… mau mereka nyanyiin lagu apa?,”
“Half of my heart dong… John Mayer feat Taylor Swift… pasti keren dinyanyiin berdua,”
Setelah mendapat request lagu Goldi kembali keatas panggung.
“Cakka, Oik… Siap gak nih? Boleh bawain kan lagu heart of my heart?,”
Cakka dan Oik terdiam.
“Ayolah, please kalian gak pada kasihan lihat fans-fans kalian yang udah meraung-raung gaje kayak orang kesambet,” Kata Goldi.
“Boleh deh,” Cakka angkat suara dan segera mengeluarkan gitar hitamnya diiringi Oik yang ikut mengangguk. Merekapun siap-siap pada posisi masing-masing.
“Asikkkk….! Oke histeriers ini penampilan spesial loh cuma terjadi di histeris aaaaaaaaa… Ini dia Cakka featuring Oik half of my heart, cekidot,” Kata Irva dan Goldi kemudian menepi.
Cakka memulai memetik gitar dan merekapun mulai berkolaborasi.
I was born in the arms of imaginary friends
Free to roam, made a home out of everywhere I've been
Then you come crashing in, like the realest thing
Trying my best to understand all that your love can bring
Oh, half of my heart's got a grip on the situation
Half of my heart takes time
Half of my heart's got a right mind to tell you
That I can't keep loving you, oh, with half of my heart
I was made to believe I'd never love somebody else
I made a plan, stay the man who can only love himself
Lonely was the song I sang, 'til the day you came
Showing me another way and all that my love can bring
Oh, half of my heart's got a grip on the situation
Half of my heart takes time
Half of my heart's got a right mind to tell you
That I can't keep loving you, oh, with half of my heart
Your faith is strong, but I can only fall short for so long
Down the road, later on you will hate that I never
Gave more to you than half of my heart
But I can't stop loving you
But I can't stop loving you
But I can't stop loving you with half of my --
Half of my heart
Half of my heart
Half of my heart's got a real good imagination
Half of my heart's got you
Half of my heart's got a right mind to tell you
That half of my heart won't do
Half of my heart is a shotgun wedding
To a bride with a paper ring
And half of my heart is the part of a man
Who's never truly loved anything
Half of my heart
Half of my heart
Half of my heart
Half of my heart
Half of my heart
half of my heart
Setelah selesai bernyanyi seisi studio bertepuk tangan. Teriakan semakin kencang dimana-mana. Namun sayangnya, saat itu harus iklan sehingga Cakka dan Oik langsung turun dari atas panggung.
At backstage…
Cakka dan Oik duduk dibangkunya masing-masing sambil menarik nafas lega. Akhirnya, mereka bisa bebas dari siksaan batin yang menghimpit keduanya. Keduanya tetap berdiam diri diatas panggung. Acara hampir selesai, Oik hendak pulang tapi tasnya berada disamping Cakka. Dia menyuruh Ify untuk mengambilkannya untuknya tapi kakaknya itu seakan acuh tak acuh. Oik menghela nafasnya menguatkan dirinya lalu berjalan kearah Cakka. Semakin dekat dan lebih dekat lagi…
Sampai tiba disamping Cakka, baru saja ia hendak mengambil tasnya tiba-tiba…
“AAAAA… Cakkaaaaaa… Oiiiiiiiiikkkk…,” Backstage diserbu oleh penonton histeris yang baru saja nge-live dan baru saja selesai acaranya.
Cakka dan Oik kaget segera memalingkan pandangannya. Belum sampai hitungan ketiga sudah banyak orang yang mengerumuni mereka. Minta tanda tangan, minta foto dan lain sebagainya.
Mereka terlambat untuk pergi dari situ, penonton histeris dikenal sama dengan nama programnya sangat histeris, sehingga artis-artis yang tampil disitu pulang duluan sebelum acara selesai, pasrah aja deh jika artisnya penampil terakhir.
Cakka dan Oik kena aksi penonton histeris nan brutal, gelang yang biasa dipakai Cakka raib satu, sedangkan Oik kena cakaran ditangan. Ini fans atau maling atau sapi ngamuk sih?
Body guard, mulai memisahkan penonton dengan Cakka dan Oik. Oik segera mengambil tasnya. Dan hendak pergi, namun…
“Awww…,” Pekik Oik.
Seseorang menyandungnya, dan… dia pun oleng. Cakka yang ada didepannya menjadi sasaran tangannya yang hendak meraih Cakka agar dia tak jatuh. Namun sayang dia oleng kedepan dan jatuh tepat diatas Cakka. Sangat dekat dengan Cakka. Wajahnya mulai memanas merasakan hembusan nafas Cakka. Wangi tubuh Cakka, tak berubah semenjak dulu. Wajah keduanya sangat amat dekat, mata keduanya saling menatap. Tiba-tiba penonton yang histeris diam, semua diam. Terasa sunyi di backstage kala itu. Yang terdengar hanyalah dentuman jarum jam. Semua mata hanya tertuju pada Cakka dan Oik. Namun, Cakka dan Oik merasa waktunya berhenti sejenak.
Tiba-tiba…
Cup---, Cakka mendaratkan bibirnya mengecup bibir Oik singkat.
Semua nampak tercengang. Sejurus kemudian, Cakka baru menyadari sesuatu, ini akan makin memperburuk suasana. Oh Tuhan, apa yang dia lakukan? Tapi… tapi… tadi benar diluar kendalinya. Oik nampak terdiam juga. Masih shock.
Kemudian terdengar histeris lagi membuat mereka kembali kebumi, sadar dengan wajah masing-masing yang memerah dan memanas. Mereka berdiri, kemudian dengan bantuan body guard, keluar dari studio tersebut.
♥♥♥
Oik menatap cermin yang ada dihadapannya, dadanya semenjak tadi berdetak tak karuan. Semenjak Cakka melakukan hal itu padanya diwaktu yang dia tak pernah kira dan dihadapan banyak orang tanpa skenario apapun!
Oke, ini bukan pertama kalinya Cakka melakukan itu padanya, bahkan first kissnya memang stole by Cakka. Bukan sewaktu cinta monyetnya dulu. Tapi, berdasarkan skenario, saat mereka bermain disalah satu judul film bersama. Ingat itu skenario! Tapi ini? Ini pasti akan memperburuk suasana. Pasti!
Oikpun segera menjauh dari cermin, kemudian membaringkan tubuhnya di masterbednya. Menatap langit-langit kamarnya. Mengingat masa-masa dulu…
Don’t ever forget our memories when we were together…
♥♥♥
5 komentar:
aaaa............... kerennnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn....itu gimana dong nasib mereka??? penasaran kakkk,, beneran deh... lanjuttttttttttt
Keren kakk ... :D Lanjut dong ..
kak lanju kak..
penasaran nih, soalnya udh lama nunggu kelanjutannya..:)
yeee akhirnya di lanjut juga...
seruuu kakkk!!!
lanjut yah kak, jangan lama-lama
sumpah, ceritanya keren banget...
salut dahh buat yang ngarang
Posting Komentar