11. MY CRAZY DADDY
Tunggul Dhewa
Nuraga, adalah Daddy Cakka yang punya ambisi untuk anaknya. Dia ingin melakukan
yang terbaik untuk anaknya. Apapun yang dia lakukan semata-mata hanya untuk
Cakka. Tidak ada yang boleh menghalanginya, termasuk anak ingusan seperti
Ashilla Zahrantiara. Dari pertama dia sudah mengira bahwa anak itu akan membawa
dampak buruk buat anaknya. Dan terbukti sekarang bukan apa yang dia katakan?
Berdampak sangat
teramat buruk. Anaknya pamornya sudah mulai turun dan anak ingusan itu dengan
gemilangnya naik ke puncak. Dengar-dengar kabar burung Shilla juga akan
meluncurkan sebuah album terbaru yang akan menjatuhkan anaknya. Karena semua di
dalam albumnya itu menjatuhkan anaknya! Oh! That’s
funny! Kalah dengan anak ingusan seperti itu? Tidak mungkin.
Maka dengan
segera daddy-nya Cakka itu memutar otaknya memikirkan segala cara agar pamor
anaknya yang turun dratis naik kembali. Segala upaya telah ditempuhnya.
Seketika itu ada
sebuah MMS masuk ke dalam ponselnya. Dan dia segera merogoh ponsel dari dalam
sakunya melihat apa yang dikirimkan oleh Bram Sandy―manajer anaknya itu.
From: Bram Sandy
Om… om…
Keren ya Om pose kayak gini…
Seketika melihat
foto yang baru dikirim manajer Cakka itu membuatnya naik pitam. WOW. Foto YANG
SANGAT HOT! Sampai-sampai kalau media tahu ini akan memperpanjang masalah! Huh!
Sepertinya dia salah menempuh jalan yang satu ini. Dengan segera dia menekan
tombol speed dial untuk menelepon
anaknya. Ketika mendengar anaknya menyahut dengan amarah dia mengatakan…
“SIAPKAN DIRIMU!
KITA AKAN MELAMAR OIK BESOK!”
Itu perkataannya
sebelum menutup teleponnya.
***
“APA?!” Cakka
masih shock dengan yang barusan di
dengar. Melamar Oik besok? That’s crazy.
Tidak adakah yang lebih gila dari ini?
Waktu itu
daddynya mengatakan bahwa tidak mau cepat-cepat. Sekarang kenapa terburu-buru
seperti ini? Bukankah segala sesuatu yang buru-buru hasilnya akan tidak baik? Oh my God! Cakka tidak berhenti
menyumpah di dalam hatinya. Dia memegang kepalanya. Dia harus settle down di usia yang baru menginjak
dua puluh dua tahun? Dia masih mau berkarier. Apakah daddynya tidak berpikir
kalau dia settle down. Bakalan
berkurang penawaran manggungnya?
Trus? Bagaimana
dengan Prilly? Bagaimana dengan yang lainnya? Cakka semakin pusing! Daddy-nya
benar-benar gila. Sebenarnya apa yang menyebabkan daddy-nya gila seperti itu.
Pasti ada sesuatu yang membuat daddy-nya menyuruhnya seperti itu.
Cakka segera
meraih iPad-nya dan kemudian meng-update sebuah
status. Tidak peduli lagi! Daripada dia harus memecahkan gelas restoran tempat
dia ngopi saat itu. Lebih baik (mungkin) menghebohkan dunia maya dengan status
terbarunya.
MY CRAZY DADDY!
Dan benar saja.
Baru beberapa detik lalu Cakka meng-update
statusnya itu sudah banyak orang yang berkomentar untuknya.
Tityya_Cutemute: @cakkasan hus gak boleh
begitu sama orang tua.
Amitaba_Chan: @cakkasan Ntar dikutuk loh
jadi batu
AmYaTeehh: Artis gak tahu terima kasih
-> RT @cakkasan: MY CRAZY DADDY!
Monalisan: sabar Kka :’) walau bgaimana
pun dia ayah kamu RT @cakkasan: MY CRAZY DADDY!
AmboyAmboyyy: @cakkasan sama bro ayah
gue juga gila skrg lagi di rumah sakit jiwa
A_theesan: @cakkasan sadar Kka dia daddy
lo
ladyAshusela: @cakkasan duuuhhh! orang
tua aja gak hormat apalagi pacar oops.
Bukannya makin
tenang. Cakka malah makin pusing dengan balasan-balasan gila penghuni twitter. Oke, baru dia sadari kalau itu
malah memperkeruh suasana. Itu akan menambah masalah. Segera dia menghapus update status-nya itu. Dan untuk saat
ini dia terlihat seperti ababil.
Sori for the status. Bukannya maksud
ngejelekin Daddy, tapi itu cuma becanda.
Tidak puas.
Cakka meng-update-nya lagi.
Maksudku Crazy bukannya Daddy gila
gimana. Maksudnya Daddy itu gilanya gokil jadi I Like it :)
Cakka berpikir
keras bagaimana cara mengalihkan perhatian penghuni twitter agar tidak berpikir yang tidak-tidak lagi tentang statusnya
tadi.
Have a nice day honey @oikkyyu :* {}
besok will be important day for us. I love you <3 o:p="">3>
Seketika Cakka
merasakan sulitnya jadi artis twitter seperti
Shilla. Harus memainkan emosi sendiri. Oke tidak lagi-lagi dia akan membawa
masalah pribadinya ke-twitter. Ini
kali terakhir. Kenapa dia jadi ketularan Shilla sih? Huph!
Dan benar saja.
Status itu berhasil mengalihkan perhatian penghuni twitter. Mereka jadi fokus menanyakan besok akan terjadi apa pada
Cakka dan Oik? Membayangkan saja Cakka tidak bisa!
Akhirnya dengan
segera dia memakai jaket dan kacamatanya kembali. Keluar dari restoran itu
menuju SUV-nya dan melaju menggunakan SUV-nya itu.
***
Daddy-nya Cakka
menghempaskan ponselnya di atas meja. Bahkan seberapa mahalnya dia membeli
ponsel itu tak dihiraukannya. Dia sedang kesal, amarahnya sedang membuncah.
Cakka dan Oik yang sedang duduk di hadapannya terkaget-kaget karena hempasan
itu.
Mereka kemudian
menatap layar ponsel yang terpampang foto mereka berdua di kamar mandi itu… Oh!
Bukan seperti perkiraan daddy-nya. Plis deh, kenapa daddy-nya selalu tidak mau
mendengarkan alasannya.
“CAKKA! Kemarin
baru kepergok tidur bareng! Sekarang mandi bareng! Iya begitu?!” tanya
Daddy-nya lebih terkesan menyindir.
“Plis deh Ddy,
itu nggak sesuai perkiraan Daddy,” kata Cakka.
“Kemarin kamu
bilang hal yang sama juga. Kalau kalian saling suka beneran kenapa nggak bilang aja? Bukan main kucing-kucingan kayak
gini,” kata Daddy-nya Cakka.
Cakka menghela
napasnya hopeless dengan Daddy-nya
yang satu ini. Apapun yang dijelaskannya seakan tidak masuk akal bagi
Daddy-nya, “Ddy… kenapa besok sih? Besok bukannya akan membahayakan karier
Cakka, bentar lagi album Cakka bakalan launching
dan kalau Cakka nikah malah Cakka takutnya bakal menurunkan penjualannya,”
kata Cakka.
“Daripada mereka
dapat foto kamu dan Oik begitu sementara publik tahu kalian masih ‘pacaran’
sudah mandi berdua. Dan… itu akan membuat virus Jakarta coret itu tertawa
senang karena pamormu turun,” kata Daddy-nya Cakka.
“Daddy masih
terobsesi dengan Shilla?” tanya Cakka.
“Terobsesi? No! Sejak kapan Daddy terobsesi dengan
Shilla? Daddy menyesal karena membiarkannya masuk ke dalam kehidupanmu dan
mencuri semua yang kamu miliki!” kata Daddy-nya Cakka.
Bertengkar
dengan Daddy-nya seperti ini. Tidak akan menyelesaikan masalah. Maka, Cakka
membiarkan Daddy-nya itu berkoar-koar tidak jelas. Dan dia malah memperhatikan
Oik yang duduk di sofa tepat di sampingnya. Gadis itu terlihat tidak mengerti
dengan semua yang terjadi. Matanya yang bening memancarkan kepolosannya.
Penampilannya memancarkan keluguannya. Dan mata Cakka terantuk pada bibir rosy-nya. Entah kenapa sejak dia
merasakannya di konferensi pers-nya itu, dia jadi… ketagihan? Penasaran? Atau something like that. Gadis itu belum
pernah membalas ciumannya. Padahal tidak ada seorang perempuan pun yang tidak
bereaksi apabila di cium Cakka seperti itu. Bagaimana rasanya jika dia bibir rosy-nya itu membalas ciuman Cakka? Sepertinya
benar kata Bram… dia fall in lust.
Err! Cakka segera menahan keinginannya itu. Gila-gila saja dia sempat berpikir
seperti itu. Cepat-cepat dia mengakhiri pikiran lust-nya itu dan fokus kepada Daddy-nya kembali.
Tapi… dari ekor
matanya. Dia bisa melihat bibir rosy itu.
Saat Oik sekali-sekali menggigitnya karena perkataan Daddy-nya. Sekali-kali
mengerucut dan…
“Cakka!!
Hentikan pikiran-pikiran kotormu itu dan fokus-lah pada perkataan Daddy!” kata
Daddy-nya dengan suara kencang dan membuat Oik kaget juga.
Sial!
Darimana
Daddy-nya tahu dia punya pikiran kotor? Ikatan orang tua dan anak? Oh that’s funny.
“Eh.. Aku nggak
punya pikiran kotor Ddy… Daddy sembarangan saja,” kata Cakka.
“Cara kamu
memandang Oik itu seperti kamu sedang merencanakan sesuatu yang kotor dipikiranmu!
Bisa jadi selesai dari sini kamu ingin membuatnya naked dan menghabiskan malammu bersama dia, entahlah, seperti itu
pokoknya dan Daddy tidak akan bertoleransi jika itu terjadi!” kata Daddy-nya
Cakka vulgar.
Superdamn!
Daddy-nya bahkan
mengira lebih parah dari yang dia pikirkan. Oik hanya bisa kebingungan dengan
pembicaraan anak dan orang tua ini dia sama sekali tidak nyambung.
“Jadi bagaimana
Oik? Bisa besok kita ke kampung halamanmu untuk melamarmu?” tanya Daddy-nya
Cakka.
“Apa?!”
Besok? Yang benar saja?!
“Be…sok?”
sambungnya terbata-bata.
“Iya besok,”
kata Daddy-nya Cakka tegas.
“Tapi…”
“Saya anggap
bisa! Dan mau tidak mau harus bisa! Kalian siap-siap berdua! Daddy istirahat
dulu, silakan keluar dari ruangan kerja Daddy!”
Cakka berdecak
sebelum keluar dari ruangan Daddy-nya. Sedangkan Oik mengekor di belakang
Cakka. Sepertinya langkah besok akan mengubah segalanya. Akan mengubah hidupnya
seterusnya. Tiba di luar, Cakka segera menggeram kesal.
“Arrrggghhh…
ribet kan punya Daddy kayak dia!” kata Cakka.
Oik
mengangguk-angguk, “ternyata jadi Bapaknya artis lebih sulit daripada jadi
Bapaknya petani,” kata Oik sepolos-polosnya.
Lagi-lagi Cakka
menggeram kesal. Perkataannya itu membuat Cakka ingin menciumnya sampai
kehabisan napas saat itu juga. What the
hell. Bisa-bisanya dia membandingkan Daddy-nya dengan Bapaknya petani?!
Cakka menggeleng frustasi kemudian meninggalkan Oik yang terpatung sendirian di
depan ruangan Daddy-nya Cakka.
***
Cakka yang baru
masuk ke dalam kamarnya segera membanting pintu. Membuat Bram yang sedang
melakukan re-schedule pada jadwalnya
Cakka kaget. Besok dia harus membatalkan semua acara karena acara penting itu.
“Cakka itu pintu
ya pintu,” kata Bram.
“Aku juga tahu,”
kata Cakka segera berbaring di atas masterbed-nya.
“Ada apa sih?
Emosi banget,” tanya Bram.
“Kalau sudah
tahu penyebabnya ngapain nanya,” kata Cakka.
“Duh yang sabar
ya Cakkaku sayang, kan enak tuh kalau married
nanti udah bisa…”
“Hei no! Hentikan sebelum aku membayangkan
yang nggak-nggak,” kata Cakka.
“WOW! Imajinasi
kamu sudah sampai ke sana ya?” Bram menyelidik.
“Stop it okay! It just under the marriage,
besides that nothing’s going to happen,” kata Cakka.
“Will see it! By the way, waktu itu aku hanya iseng aja loh padahal ngirim gambar
yang aku ambil waktu itu sama Daddy kamu, ditanggapi serius sama Daddy kamu, prok…prok… nggak tahu becanda,” kata
Bram.
Cakka segera
berdiri dari masterbed-nya menatap
Bram dengan tatapan yang paling mematikan sedunia, “jadi? Kamu otak ini semua?”
“Iya Kka… kan
cuma aku yang punya foto itu,” kata Bram sambil membentuk huruf V dijarinya.
Oh! Cakka lupa.
Gara-gara terlalu dipusingkan dengan segala sesuatu yang terjadi. Dia lupa
kalau manajernya ‘satu-satunya orang’ yang punya foto itu. Dia lupa juga…
memarahinya.
“BRAAAAAAAAAAAAAAMMMMMM!!!!”
Seketika rumah
Cakka menggema. Dia tidak cuma punya Daddy yang gila tapi juga punya manajer
yang tak kalah gilanya. Dan itu semua membuat dia juga ikut-ikutan GILA!
0 komentar:
Posting Komentar